Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

New Year Eve

1 Januari 2016   13:18 Diperbarui: 1 Januari 2016   14:04 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lalu kita harus bagaimana?" tukas Ega lagi.

"Kita cari bantuan, ini malam tahun baru. Di luar pasti ramai!" sahut Sony.

Tapi Vila Sony itu jauh dari perumahan penduduk, bangunannya cukup besar, halamannya juga, dan lagi di keliling pagar yang tinggi yang sulit untuk di panjat.

Mereka menuju pintu depan yang ternyata di kunci, "Son, kuncinya mana?" tanya Rasta, "kemarin kuncinya masih tergantung di sini kok, sumpah!"

"Jangan main-main loe?" tukas Diva, "ngapain gue bohong, ya udah kita nyebar cari jalan lain!" katanya berjalan menuju dapur, Rasta mengikuti. Sementara Diva, Ega dan Maria menuju ke atas, siapa tahu pintu balkon bisa di buka. Ternyata pintu balkon yang terkunci, laku Ega memeriksa jendela, di luar jendela itu terdapat terali besi yang terkunci kuat. Meskipun bisa memecahkan kaca jendela, itu percuma, mereka tak akan bisa menembus terali besi.

"Arghhhhhhhh!"

Sebuah teriakan melengking mengagetkan mereka, itu suara Rasta. Ketiganya menjadi panik, tapi mereka segera turun ke lantai bawah, berlari ke arah dapur. Di dekat dapur itu ada sebuah ruangan kosong yang sepertinya sebuah kamar tapi sudah kosong tak ada apapun, ketika sampai di sana ketiganya tercekat.

"Arghhhhh!" ketiganya menjerit, di dalam ruangan itu sesosok tubuh terbaring menelungkup, kepalanya menindih kubangan cairan merah kental, itu darah. Matanya masih membuka tapi sepertinya dia sudah tak bernafas. Di tembok di sisi tubuh itu terdapat darah, seperti bercak benturan. Mungkin kepala Rasta di benturkan ke tembok itu hingga pecah, dan siapa pelakunya?

Maria dan Diva berpelukan sambil menangis, ketiga temannya sudsh tewas secara tak wajar, setelah itu siapa lagi?  

"Dimana Sony?" tanya Ega.

Keduanya tersentak, saling melepaskan diri lalu berpandangan, "bukankah Rasta bersama Sony tadi?" lanjut Ega, Maria dan Diva menatap Ega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun