"Kenapa mereka mengganggu kamu?"
"Eih...., Ryan memang suka resek!" jawabnya sekenanya saja. Sonia memperhatikan Rocky dari samping lalu menoleh ke belakang sejenak, "apa tidak apa-apa menyuruh temanmu membawa motor Erik?"
"Dia tidak keberatan kok!"
"Tapi rasanya tidak pantas, setelannya saja seperti itu. Aku jadi tidak enak!"
"Jangan di pikirkan, Alan orang yang baik. Dan....dia tak pernah membeda-bedakan seseorang!"
Mereka sampai juga di tempat kerja Sonia, semuanya turun dari mobil. Sebenarnya luka Erik hnaya lebam-lebam di wajah dan ada yang sampai berdarah, tak ada luka serius.
"Rik, mungkin sebaiknya kamu nggak usah kerja dulu!"
"Aku nggak apa-apa kok, kamu tenang aja. Hal seperti ini udah biasa, lagian....kan udah di obatin!"
Alan datang memberikan kunci motor Erik, Erik menerimanya seraya berkata, "maaf ya, sudah merepotkan!" Alan tersenyum, "tak apa!"
Rocky menatap Sonia dalam tanpa kedip, Alan memperhatikan temannya dan ia tahu arti tatapan itu. Memang tadi tak ada obrolan kalau Rocky berkata sudah mengenal kedua orang yang mereka tolong, tapi dari perbincangan sudah jelas kalau mereka memang saling kenal.
"Rocky, sepertinya kamu bakal telat meeting!" sindir Alan mengingatkan, Rocky sedikit tersentak, "ouh...ya Tuhan!" katanya meringis. Alan melebarkan senyum karena perkiraannya benar, Rocky memang menyukai gadis itu.