Hardi Subrata hanya tersenyum sambil mengusap rambut putrinya, "aduh papa, nanti rambutku jel...papa awas!" seru Nancy ketika mobil mereka mengarah kepada dua orang di tengah jalan.
Saat itu Sonia hendak memungut keranjang belanjaan sang nenek yang tergeletak di atas aspal ketika mendengar bunyi klakson yang nyaring. Ia segera menoleh, keranjang itu kembali tergeletak di jalan, matanya melebar seketika tapi yang menjerit adalah sang nenek, Sonia hanya terpaku saja. Bunyi derit ban yang di paksa untuk berhenti mendadak cukup nyaring, mobil itu berhenti teat di depan Sonia dan sang nenek, hanya berjarak beberapa inchi saja.
"Apakah mereka gila, menyeberang seenaknya saja!" gerutu Hardi, sementara Nancy yang menutup mata kini membukanya perlahan, ia bernafas lega karena tak menabrak dua orang itu. Hardi membuka seatbelt nya dan keluar dari mobil, menghampiri mereka,
"Kalian sudah gila, apa kalian tak punya mata. Ini bukan tempat orang menyeberang!" serunya membuat Sonia kaget dan terjaga, ia celingukan untuk memastikan dirinya masih hidup lalu menatap sang nenek, "nek, nenek tidak apa-apa?" cemasnya. Hardi yang merasa di cuekan oleh mereka kembali bersuara,
"Hei, kamu tidak punya telinga?"
Soniapun meoleh, ia baru sadar kalau ada orang lain di antar mereka.
"Lain kali jangan berjalan seenaknya di tengah jalan, dasar tidak tahu aturan!"
"Saya hanya membantu nenek ini menyeberang, lagipula...seharusnya anda juga membawa mobil dengan benar!"
"Kalian yang salah menyeberang bukan pada tempatnya dan kamu malah menyalahkanku?" Hardi memandangi Sonia dari atas hingga bawah, pakaian gadis itu sudah terlihat kusam, sudah jelas....dari kalangan mana asalnya, ia pun tersenyum sinis, "orang miskin seperti kalian itu memang susah di atur, buang waktu saja!" katanya seraya berbalik dan kembali ke mobilnya. Sonia terpaku menatap pria itu hingga mobilnya melaju pergi.
Ia menghela nafas lalu kembali menyeberangkan nenek itu sebelum ada mobil lain yang melintas, setelah di tepi ia berbicara sebentar dengan sang nenek lalu ia segera berjalan cepat menuju tempat kerjanya.
Sampai di kedai soto ia memang terlambat, tapi untungnya ia masih sempat membantu banyak hal, seperti membereskan meja misalnya!