"Erik pulang jam sembilan hari ini!"
"Jadi sebenarnya....kamu kesini untuk menghindariku?"
"Kalau sudah tahu harusnya kamu berhenti mengikutiku!" sahutnya sok memilih-milih kaset film-film baru, "kan aku sudah bilang, aku akan tetap mengikutimu!" sahut Rocky,
"Keras kepala!"
"Bukan keras kepala, tapi berpendirian tetap!"
"Terserahlah!" katanya meletakan sebuab kaset di tempatnya kembali lalu berjalan ke arah kasir karena Erik sudah free, pemuda itu tersenyum menggoda, "udah..., mendingan kamu pacarin aja biar nggak jadi ekormu terus!" bisiknya membuat Sonia melotot, spontan iapun memukul lengan Erik. Tawa Erik terhenti ketika Rocky ikut mendekat,
"Hai Rik!" sapanya sok akrab, dan Erik pura-pura pasang wajah tegas saat memperhatikan pria itu.
"Kenapa kamu terus mengikuti adikku, kamu punya niat tersembunyi?"
Rocky terdiam sesaat, adik, kenapa Erik mengatakan adik. Sonia bilang Erik temannya? ia menggaruk hidung mancungnya dengan telunjuk, "maaf, tapi...aku tak punya niat jahat, sungguh! Aku hanya ingin mengenalnya!" sahutnya terang-terangan, sekarang Erik yang sedikit terkejut. Pemuda elegan di depannya itu ternyata gentleman juga, tidak menyembunyikan niatnya untuk mengenal Sonia.
Erik terus menatapnya yang sedang melirik Sonia, membuat pipi gadis itu memerah.
* * *