"Nicky, kau tahu dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Kau tentunya ingat hal terakhir yang dia lakukan?"
"Entahlah Bri, saat ini....aku sedang sedikit kacau!"
"Kau dimana?"
"Kantor!"
"Bagaimana jika kita bertemu saja!"
"Ehm....," Nicky melinik arloji di pergelangan tangannya sejenak, "boleh, tapi ku easa nanti sore saja karena setelah ini aku ada pertemuan!"
"Ok, di tempat biasa ya!"
Nicky mengangguk meski ia sadar Brian tak bisa melihatnya, lalu menurunkan hpnya. Jika memang benar itu Valent, lalu apakah kejadian beberapa tahun terakhir ada hubungannya dengan kakaknya itu? Atau bahkan mungkin semuanya, semuanya sejak dulu?
Nicky menggelengkan kepala, kenapa aku menyangkutkan semua hal dengan Valent? Bukankah di dalam bisnis hal seperti ini juga sering terjadi? Jika benar itu Valent, kenapa mesti sekarang, kenapa tak dari dulu. Ataukah....ia memang sengaja menunggu kakek meninggal lebih dulu?
Nicky menyandarkan kepalanya ke belakang, mendongak ke atas.
Sementara Rizal kembali menyusuri jalanan dengan harapan bisa menemukan Liana, dalam keadaan seperti itu ia takut wanita itu tidak akan bertahan di jalanan. Karena keadaannya sekarang jelas berbeda dari dulu. Tapi sudah banyak jalan yang ia lalui seraya celingukan, terkadang bertanya pada orang tapi hasilnya masih nihil.