"Tidak terlalu!"
"Aku hanya ingin kau tahu ini, setelah aku mendapatkan ijin untuk melakukan penyelidikan leih inten....., aku menemukan sesuatu di tiap TKP!" jelas Brian, Nicky diam mendengarkan, "di sisi tempat tubuh Rafi di temukan, ada sebuah tanda, ada satu huruf abjad yang di ukir di aspal. Secara kasat mata mungkin sulit untuk di kenali, tapi jika kita perhatikan baik-baik, huruf itu memang sengaja di ukir di sana!"
"Huruf Apa?"
"V!"
Suasana hening, Nicky mengernyitkan dahi.
"Dan di dinding kulkas bagian dalam di rumah wanita itu, juga terdapat huruf yang sama, terlihat jelas itu di ukir menggunakan benda tajam seperti pisau!" Nicky masih diam, "sepertinya.....memang benar...soal Valent!" tambah Brian. Nicky tak terlalu terkejut dengan berita itu.
Ia tahu suatu saat saudaranya pasti akan kembali, tapi bukan dengan cara seperti saat ini yang ia inginkan. Ia menggaruk dahinya dengan satu telunjuk, hanya untuk beberapa detik. Lalu ia menutupa jemarinya di depan mulutnya sendiri, mengusapnya dengan beberapa gerakan. Itulah yang ia lakukan jika sedang berfikir.
"Nicky, kau masih di sana?"
"Aku belum sempat beranjak Bri!"
"Jika memang benar itu dia, ini.....ini akan sangat sulit di tangani. Sekarang dia pasti jauh lebih pintar dari perkiraan kita,"
"Tapi kenapa aku ragu jika yang melakukan eksekusi bukan dia,"