Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel (The Wedding #Part 23)

11 November 2015   22:59 Diperbarui: 23 November 2015   22:58 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* * *

Nicky memukul stir mobilnya saat terjebak macet, sekarang ia merutuki jalanan ibukota yang jarang sekali lengang. Suasana itu menambah jengah hidupnya, belum juga satu maslah selesai sudah kembali di hujami masalah lain. Sepertinya hidupnya tidak akan pernah lepas dari masalah pelik, bahkan sejak kecil ia sudah bergumul dengan maut.

Bagaimana tidak, ia terlahir prematur karena kecelakaan yang di alami mamanya. Selama hamil mamanya tetap tak menghentikan kebiasaannya menenggak minuman keras, bahkan sampai mabuk. Untungnya, atau mungkin lebih tepat sialnya, Tuhan tak membunuhnya saat dirinya berada dalam kandungan. Di tambah lagi kedua orang tuanya itu sering melakukan swaping dengan pasangan lain, hal yang membuat Valent semakin jijik pada orangtuanya sendiri.

Semua hal itu berpengaruh terhadap kondisinya saat di lahirkan, ia terlahir prematur, lemah, bahkan dokter pernah menyerah untuk nyawanya. Tapi kakeknya meminta perawatan yang terbaik untuk dirinya, bahkan memohon kepada dokter untuk bisa menyelamatkannya. Ya, ia memang berhasil selamat, tetapi tetap saja, ia sering sakit-sakitan hingga di anggap tak layak hidup oleh kakaknya sendiri. Valent pernah mencoba membunuhnya saat usianya baru empat tahun dengan menahan nafasnya dengan bantal, untungnya saat itu Jaya yang memang ingin mengecek keadaannya memergoki sebelum terlambat hingga Nicky bisa di selamatkan.

Kondisi Nicky yang lemah itu membuat William dan Astrid lebih fokus kepadanya daripada dua cucu mereka yang lainnya, meski mereka tak berniat pilih kasih. Nicky membutuhkan perhatian kusus untuk bisa bertahan hidup, sayangnya hal itu di salah artikan oleh dua saudaranya, terlebih kakaknya sendiri yang menganggap dirinya membuat orangtua mereka semakin gila dan tak peduli pada keluarganya. Banyak kejadian buruk yang ia alami hingga sebuah insiden mengerikan itu, kedua orangtuanya meninggal dalam keadaan yang mengenaskan, dirinya koma selama seminggu. Lalu kakeknya terpaksa harus mengusir Valent dan mencoret namanya sebagai salah satu ahli waris. Sebuah ironi yang masih membekas dalam traumanya, ia menyayangi mereka. Menyayangi papa dan mamanya meski mereka tak pernah menganggapnya ada, ia menyayangi kakaknya meski kakaknya itu membencinya . Kini, untuk pertama kali dalam hidupnya ketika ia merasa begitu mencintai seseorang, kenapa rasanya sulit sekali untuk bisa meraih kebahagiaan seutuhnya? Ketika ia peduli akan masa depannya, masalah masih saja mengejarnya seperti tak pernah habis.

Jika bukan karena kakeknya yang mengandalkan dirinya untuk menjaga Harris Group, sebenarnya ia tak mau duduk di kursi itu, ia ingin kehidupan normal seperti orang biasa, tapi kakeknya adalah satu-satunya orang yang menginginkannya hidup, orang yang selalu menyelamatkannya dan memberinya arti, lalu apakah ia harus mengecewakannya?

Tet....tet....tet tet tettt.......

Bising klakson dari kendaraan di belakangnya membuatnya terjaga, ia celingukan karena beberapa kendaraan di sisinya sudah mulai bergerak, suara klakson kembali ia dengar di belakang. Ia menyeka wajahnya untuk menghentikan matanya yang berair lalu kembali tancap gas, daripada keliling tidak jelas atau duduk melongo menunggu kedatangan Brian di caffe seperti remaja galau, maka iapun menelpon Brian saja bahwa ia akan datang ke kantornya saja. Brianpun tak mungkin keberatan, ia justru senang karena ia punya ruangan pribadi.

Liana mondar-mandir di dalam kamarnya, tangannya memegang hp. Ia ragu antara ingin menelpon Nicky atau tidak, jika ia menelpon takutnya ia malah kena semprot. Lalu ia membanting hpnya saja ke kasur dan berjalan keluar kamar, entah nanti Nicky makam malam di rumah atau tidak, ia tetap harua menyiapkan makan malam.

Nicky duduk di kursi berhadapan dengan Brian di sekat meja, ia memakai celana jeans hitam, kaos putih dan jaket warna hitam pula. Ia jadi terkesan lebih muda dan cool, tapi memang sudah perangai Nicky cold as icy mounttain.

"Sepertinya kau ketambahan masalah, ada apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun