Liana hanya menyunggingkan senyum, di saat semua orang sibuk memang hanya Rizal temannya mengobrol di rumah ini. Mau siapa lagi, lagipula memang hanya Rizal yang mengetahui seluk beluk kehidupannya.
"Oya, mengenai Ivana.....!"
"Jangan khawatir, itu tidak akan berpengaruh!"
"Tidak Liana, Ivana itu cukup berbahaya. Niatnya datang kesini itu sudah jelas, dia ingin menghancurkan hubunganmu dengan Nicky!"
"Aku tidak mau memikirkan hal itu,"
"Tapi kau tetap harus berhati-hati, lagipula....mungkin saja Nino itu hanya anak sewaan!"
"Tidak Jal, dari caranya memperhatikan anak itu, aku yakin Ivana memang ibu kandungnya!"
"Lalu kau juga akan percaya itu anak Nicky?"
Liana terdiam, memang kehadiran Ivana dan Nino cukup membuatnya sakit. Tapi jika Nino memang darah daging Nicky, ia tak akan keberatan. Liana membiarkan selang di tangannya tergeletak di tanah, airnya masih mengalir. Iapun berjalan untuk mematikan krannya dan duduk di kursi panjang itu memandangi hamparan bunga. Rizal menyusul duduk di sisinya.
"Lalu, apa kau sudah memberitahu Nicky pembicaraan kita waktu itu?"
Oh iya, ia baru ingat akan hal itu. Pembicaraan merrka tentang masalalunya, ia belum sempat memberitahu Nicky karena saat itu Nicky salah paham melihat dirinya bersama Rizal.