"Belum sempat, lagipula saat ini Nicky sedang banyak masalah!"
"Kau harus memberitahukannya, kecuali satu kalimat konyolmu itu. Agar dia tak salah paham tentang kita!"
"Aku akan cari waktu yang tepat, mungkin tidak sekarang!"
Rizal mengangguk pelan, "jadi bagaimana, apakah mulai mengingat sesuatu lagi?" tanya Rizal, Liana menolehnya, menatapnya lalu tertawa kecil.
"Belakangan, tak ada yang muncul dalam ingatanku!"
Ivana mengintip dari balik pohon palma, ia mengambil beberapa foto Liana dan Rizal dari camera hpnya. Ia tersenyum nakal mendapati hal itu, apalagi pose yang ia dapatkan memperlihatkan keakrapan di antara Liana dan Rizal. Setelah itu iapun menyingkir karena takut Nino akan terbangun kembali dan jatuh dari ranjang karena mencari dirinya.
Begitu menembus pintu belakang ia melihat Nicky berjalan menuju ke sama, iapun langsung tersenyum melihat pria itu berjalan ke arahnya. Ketika Nicky sampai padanya ia langsung berkata, "kau mencari Liana?"
Nicky menghentikan langkah di sisinya.
"Bukan urusanmu!"
"Jangan seperti itu, dulu kau tak pernah sekasar itu padaku. Apa kau marah karena tiba-tiba aku muncul bersama putra kita?" Nicky sedikit melotot mendengar itu.
"Jangan salahkan aku Nicky. Ingat, aku tidak meninggalkanmu, kau yang memilih bersama wanita jalanan itu, kau yang mencampakan aku, tanpa memperdulikan apa yang terjadi padaku!" suara Ivana sedikit tegas, "jadi sekarang bukan salahku jika aku datang padamu meminta hak Nino!"