Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 4; Jeruji Besi dan Tong Sampah

2 November 2015   09:45 Diperbarui: 6 November 2015   17:22 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini di Daerah mampang neng, mari neng, saya harus lanjut!"

"Iya pak, teroma kasih ya pak!"

Orang itu kembali mengemudikam mobilnya, Sonia menggaruk tengkuknya seraya celingukan, entah ia akan melangkah kemana? Ini kali pertama ia menginjakan kaki di Ibukota. Hari masih gelap, tapi ia tetap menyeret langkahnya menjelajahi jalan. Ia berharap bisa bertemu masjid untuk berteduh sementara menunggu matahari menyapa, tapi sudah cukup jauh kakinya melangkah ia tak jua menemui sebuah masjid.

Akhirnya ia menembus sebuah gang, menelusuri jalanan sempit itu. Dan ternyata benar, akhirnya ia bisa melihat sebuah masjid. Ia segera mensucikan diri lalu melaksanakan solat malam, setelah itu sembari menunggu subuh ia mengaji. Selepas subuh ia kembali menelusuri jalanan. Kali ini ia sampai di sebuah tempat yang penuh dengan pedagang, ada pegadang buah, makanan, minum-minuman segar. Melihat itu semua membuat bibirnya bertambah kering, tenggorokannya makin gatal, rasanya ingin sekali memasukan tangannya ke dalam sana lalu menggaruknya. Di tambah lagi aroma makanan yang menyebar, membuat perutnya memberontak, cacing-cacing di dalam berteriak keras sekali sampai ia harus memegang dan menekannya.

Dan ia tak punya uang untuk bisa mengisi perutnya, lalu iapun berinisiatif. Ia menanyakan kepada salah satu pedagang warung apakah mereka membutuhkan tenaga kerja, "saya mau kok kerja apa saja, yang penting bisa kerja!"

"Tapi maaf mbak, saya sedang tidak butuh tenaga kerja. Udah cukup!"

"Ya udah, makasih ya bu!"

Lalu hampir semua jejeran pedagang itu ia masuki dan ia tanyai, tapi jawaban ia dapat selalu sama. Sedang tak butuh tenaga kerja! Akhirnya iapun memilih untuk menyingkir dari sana, memang susah mencari pekerjaan kalau tidak punya dasar pendidikan tinggi. Apalagi kalau merrka tahu dirinya mantan napi, siapa yang mau memberinya pekerjaan?

Aku nggak boleh nyerah, aku harus percaya, bahwa Allah pasti akan memberiku jalan!

Langkahnya menyeretnya menelusuri pasar tradisional, nah....mungkin kalau di tempat itu ia bisa mendapatkan satu pekerjaan. Ia celingukan di jalanan berdebu itu, yang ramai oleh teriakan para pedagang, obrolan-obrolan ibu-ibu pedagang juga yang belanja.

Tak jauh darinya seseorang sedang berlari kencang ke arahnya, menyibak beberapa orang yang sedang berjalan hingga, "brukk!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun