Nicky tak ingin memberitahu Liana tentang hadiah yang di maksud oleh Valent tadi, karena itu pasti akan membuat Liana takut. Ia yakin kehadiran Valent bukanlah di sengaja, kakaknya itu pasti sudah merencanakannya sejak lama. Bahkan dia tahu tentang Liana, yang ia takutkan Liana akan menjadi obsesinya. Ia tahu betul bagaimana kakaknya.
* * *
"Ivana kemarin menelponku!"
Liana membuka pembicaraan saat sarapan pagi, Nicky meliriknya seolah menanti lanjutan kalimat dari istrinya.
"Dia bilang kau berencana membawa mereka tinggal di sini!"
"Uhuk!"
Seketika Nicky tersedak, Liana jadi menatapnya. Nicky terlihat sedang berusaha mengendalikan kesedaknya lalu minum air, ia menatap Liana yang sedang menunggu penjelasan darinya.
"Kenapa kau tidak berkata padaku semalam?"
"Karena ku pikir situasinya tidak memungkinkan, kau baru pulang dan langsung di jejali dengan peristiwa yang mencengangkan, lalu apakah aku harus menambahkan dengan persoalan ini?"
"Itu memang ide Ivana, tapi aku belum menyanggupinya. Lagipula kita sedang dalam banyak masalah!"
"Tapi Ivana benar," potongnya, Nicky menatapnya lebih dalam, "tentang Nino!" tambah Liana. Sebenarnya ia juga berat ingin mengutarakan hal itu, "anak itu membutuhkan ayahnya!"