Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Scratch

18 September 2015   23:35 Diperbarui: 19 September 2015   09:43 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dengan ilmu hitam?"

"Perlahan....tangannya mulai pulih....bahkan jauh lebih berguna. Purnama bulan ini adalah puncak kesempurnaan ilmuku, kekuatan tangan Desi,dan kau....!" tunjuk Febi pada Gilang, "kau akan jadi penghalangku...itu sebabnya kau juga harus di lenyapkan!"

"Tapi Feb....!"

Desi sudah langsung bergerak di sisi Gilang dan mulai mencakarinya, Gilang menjerit minta ampun hingga suaranya menghilang.

* * *

Keesokan harinya berita kriminal di surat kabar maupun televisi, memberitakan bahwa Kapten Gilang pratama meninggal dengan kondisi yang sama dengan para korban sebelumnya di belakang rumah wartawan cantik Febrina Andriana. Febi sendiri di temukan tak sadarkan diri dengan luka yang cukup serius di tubuhnya, luka cakaran yang sama tetapi nyawanya masih bisa di selamatkan. Sementara Adiknya, Desiana Kartika di temukan tewas di sisi tubuh sang kakak dengan luka tembak dan tangan terpotong.

Berita mengabarkan bahwa hasil wawancara dengan Febi menyatakan bahwa Desi kesurupan tangan iblis, setelah tangannya berhasil di potong dan di bakar ternyata Desi meninggal karena sebelumnya tubuhnya sudah tertembus peluru Kapten Gilang. Febi tersenyum puas menyaksikan liputan berita itu.

* * *

Satu bulan kemudian.....

Di kota Malang di temukan sosok tubuh yang mengalami luka yang sama dengan semua korban itu, seluruh tubuhnya hancur oleh cakaran kuku yang tajam, terutama bagian kemaluannya yang seperti di sayat-sayat sampai habis. Dan di ketahui, bahwa korban itu adalah seorang pengusaha properti terpandang yang anak tunggalnya mengalami nasib serupa bulan lalu di sebuah Villa di puncak.

* * * * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun