Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Scratch

18 September 2015   23:35 Diperbarui: 19 September 2015   09:43 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gilang diam,

"Lima belas tahun yang lalu, kami sedang berlibur ke puncak. Suatu malam datang segerombol orang menyatroni Villa kami, tujuannya....bukanlah perampokan, itu masalah bisnis, teman-teman papaku....memaksa papa menandatangi sebuah dokumen, aku tak tahu apa itu. Aku berhasil sembunyi di dalam cabinet dapur, di laci atas, aku menyaksikan semuanya!" akunya, Gilang mendengarkan seraya mundur perlahan karena sudah sangat lemah,

"Mereka menyiksa mama agar papa mau memenuhi keinginan mereka, aku pikir....setelah mereka mendapatkan apa yang mereka mau mereka akan melepaskan kami. Tapi.....," Febi menatap Gilang lebih dalam, ada airmata di pipinya, "mereka memperkosa mamaku beramai-ramai di depan papa yang terikat, aku masih bisa mendengar jeritan mama....., dan juga tangisan dan teriakan papa saat memohon mereka untuk menghentikan semua itu. Mereka melakukannya sambil memukuli mama, setelah itu....mereka memotong tangan kedua orangtuaku, melemparkannya ke kebun belakang villa, Desi yang saat itu masih 6 tahun....juga sempat mendapatkan pukulan. Mungkin mereka pikir Desi sudah meninggal makanya mereka pergi begitu saja....., membiarkan keduanya orangtuaku mati kehabisan darah!"

"Tapi...orangtuamu....?"

"Pak Rano dan ibu Evy adalah orangtua angkat kami, komnas perlindungan anak mencarikan kami orangtua yang cukup baik. Kau ingin taku....bagaimana semua ini terjadi, aku menunggu lima belas tahun untuk balaskan dendamku. Selama 10 tahun terakhir....aku menyempurnakan ilmu hitamku di berbagai tempat. Desi sengaja ku kirim untuk mendekati anak-anak para pembunuh itu sebagai temannya,"

"Jadi mereka semua....!"

"Mereka memang pantas mati!"

"Febi, yang bersalah adalah orangtua mereka!"

"Orangtua mereka akan mendapatkan gilirannya, jika sudah waktunya!"

"Apa?"

"Ku satukan tangan-tangan iblis di dalam tangan Desi, karena waktu itu....Desi memang sempat mencakar salah satu wajah bajingan itu. Dan karena itu...mereka memelintir tangan kanan Desi sampai patah, membutuhkan waktu yang lama untuk Desi bisa pulih dari trauma, tangannya tak mampu lagi melakukan apapun, lalu aku mencari cara, agar tangannya bisa kembali!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun