Maaf!
Lagi-lagi sikap Axel membuat Jesie bingung, kenapa Axel bilang maaf karena mereka berpelukan? Kenapa Axel seolah selalu menghindar setiap kali mereka bertatapan seperti itu? Jesie mantap Axel dalam, dari samping dia kelihatan lebih tampan maskulin. Axel melirik.
"Jangan tatap gue kaya' gitu!"
"Kenapa loe selalu menghindar tiap kali kita bertatapan? Padahal loe juga suka kan kalau kita seperti itu?"
Axel terdiam cukup lama, ia berjalan menjauh dari Jesie. Apakah ia harus jujur? Ia pun berbalik, kini mereka berhadapan dengan jarak yang cukup jauh.
"Gue cuman takut!"
"Takut!" desis Jesie.
"Gue takut nggak bisa nahan godaan." jawab Axel, membuat Jesie tertegun, "Tiap kali gue deket sama loe.... Jantung gue berdebar kenceng banget. Tiap kali bertatapan...gue pingin banget cium loe!" jelasnya
Jesie masih terdiam, ia tak pernah mengira akan mendapat jawaban seperti itu dari Axel, jawaban yang sangat indah baginya. Dia pikir Axel itu brengsek banget karena suka gonta-ganti pacar. Dan semua pacarnya lebih dewasa darinya, pasti dia juga sering berbuat brengsek! Tapi.... Jawabannya kali ini sungguh membuat Jesie semakin yakin dengan perasaannya sendiri.
"Terus....kenapa nggak loe lakuin, bukannya itu udah biasa buat loe!" pancing Jesie.
"Emangnya....gue sebrengsek itu ya, dimata loe!"
Sekali lagi Jesie tertegun.
"Ya...loe sering banget bilang gue brengsek, kalau gue beneran cium loe....ntar loe tambah benci sama gue!"
"Loe nggak mau gue benci sama loe, kenapa?"
Axel menatapnya dalam, membuat Jesie makin berdebar.
"Karena....karena gue suka sama loe!"
APA?