"Aku tak tau. Kenapa kau tidak tanya padanya? Kau kan suaminya?"
"Dia tak mau menjawab!"
"Dan begitu pula denganku."
"Aku tak yakin dia tidak bilang padamu."
Valene melotot marah, acting yang sangat bagus.
"Terserah kau mau percaya atau tidak. Ayo kita mulai saja dari caf yang ini."
Valene berjalan menuju caf terdekat dan Andrew setengah tidak suka, mengikutinya. Namun langkah Andrew terhenti di ambang pintu caf. Ada yang mengganggu matanya di caf seberang. Dia mundur beberapa langkah dan melihat melalui kaca jendela caf di seberang jalan: tidak salah dan tidak bukan, itu Nancy yang sedang duduk disana.Â
Andrew memicingkan matanya dan menunggu mobil yang lalu-lalang di jalanan itu agak sepi sebelum bisa melihat apa yang istrinya lakukan disana, dan dengan siapa. Nancy tampak duduk santai dan sesekali menyesap kopinya, dan di seberang tempat duduknya, ada Song Yoonsung. Andrew mengeraskan rahangnya, apa yang dilakukan istrinya dengan pria pirang itu, membuatnya sangat panas. Istrinya terlihat santai dan sangat senang berbicara dengan Yoonsung, yang diketahui Andrew dengan pasti, dia bisa berbahasa Inggris. Berbagai pikiran berkecamuk di kepala Andrew, dan dia sudah mulai mengepalkan tinjunya.
"Andrew! Kukira kau kemana! Aku sudah di dalam dari tadi. Ayo kita masuk, cafenya bagus."
Valene keluar dari caf dan berusaha menarik lengan Andrew yang masih berdiri terpancang di tempatnya memandang ke caf di seberang.
"Ayoooo. Kau berat sekali sih," keluh Valene, "kau lagi lihat apa?"