Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] A Winter Story [13]

4 Oktober 2020   15:39 Diperbarui: 4 Oktober 2020   15:46 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Keesokan harinya, matahari bersinar cukup hangat di kota Seoul. Cahayanya terlihat berkilauan menimpa timbunan salju yang memenuhi permukaan jalan dan gedung. Valene menggenggam ponselnya, berharap Kyungju akan menghubunginya.

"Apa tidak tampak konyol kalau aku mengucapkan selamat pagi padanya ya? Tapi aku tak pernah melakukan itu. Pasti akan tampak aneh dan dia akan menertawakan aku. Aaaaah apa sih yang ada di pikiranku!"

Valene berbaring tengkurap sambil membenamkan wajahnya ke bantalnya, melempar ponselnya begitu saja dan meraung-raung seperti anak kecil. Nancy mengetuk pintu kamarnya beberapa kali sampai akhirnya memutuskan masuk saja karena Valene tidak menjawab panggilannya.

"Valene, lagi apa kau?"

Valene tersentak dan menoleh ke arah Nancy, lalu memamerkan cengirannya yang khas yang menunjukkan kedua lesung pipi di bawah sudut bibirnya. Nancy hanya bisa keheranan dan menaikkan sebelah alisnya.

"Aku mau keluar, ada janji."

"Baik, selamat bersenang-senang!"

Nancy mulai melotot dan Valene kebingungan. Lalu keduanya bertukar kata-kata lewat lirikan mata. Nancy menunjukkan ponselnya yang menunjukkan jam 8 pagi, namun Valene hanya mengerutkan dahinya. Masih dengan usaha tanpa suara, Nancy menggerakkan bibirnya mengucapkan "Yoonsung." Terlalu beresiko untuk bicara dengan suara keras karena bisa saja Andrew ada di balik punggungnya. Valene menggaruk-garuk kepalanya, ada apa dengan Yoonsung dan jam? 

Ketika Nancy mulai melipat tangannya dan tampak tak senang, Valene baru sadar. Hari ini adalah jadwal kencan Nancy dan Yoonsung, dan Valene harus menyeret Andrew untuk pura-pura pergi survey caf. Valene menepuk dahinya dengan cukup keras. 

Beri aku setengah jam atau lebih, kata Valene tanpa suara kepada Nancy dan langsung saja berlarian ke toilet. Nancy hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabat dari kecilnya yang kekanak-kanakan ini. Nancy memutuskan keluar sekarang dan berpikir bisa menikmati perjalannya dengan jalan kaki perlahan, toh masih ada 20 menit sebelum janji pertemuannya dengan Yoonsung di caf yang tak begitu jauh dari apartemen mereka.

"Kau mau kemana?"

Andrew tampaknya baru bangun, tampangnya masih berantakan dan baru saja keluar dari kamar.

"Mau jalan-jalan."

"Kemana? Dengan siapa?"

"Bukan urusanmu," jawab Nancy.

"Kau itu istriku! Bagaimana itu bukan urusanku?"

Nancy mengabaikan ucapan Andrew dan berjalan keluar apartemen. Nancy begitu berharap Andrew akan mengejarnya dan memeluknya, tapi dia tidak melakukan itu. Nancy hanya bisa menelan kenyataan pahit kalau Andrew memang pria yang tidak peka. Apa pernikahan ini benar? Apa Andrew memang pria yang tepat untuknya? Nancy berusaha menepis pikiran jahat ini sambil menghela nafas panjang.

***

"Aku sudah bilang aku tidak mau keluar rumah."

"Mana bisa begini. Bukannya kita kesini untuk survey caf? Nancy sekarang keluar, kalau bukan denganku, siapa yang akan menemanimu?"

Valene menyeret lengan Andrew keluar apartemen dengan susah payah (karena badan Andrew tiga kali lipat lebih besar dan tinggi dari tubuh mungil Valene) dan berjalan di sepanjang jalanan kota Seoul.

"Dan harusnya memang Nancy yang menemaniku. Kau tau dia kemana?" tanya Andrew menuntut, melepaskan tangannya dari cengkeraman Valene.

"Aku tak tau. Kenapa kau tidak tanya padanya? Kau kan suaminya?"

"Dia tak mau menjawab!"

"Dan begitu pula denganku."

"Aku tak yakin dia tidak bilang padamu."

Valene melotot marah, acting yang sangat bagus.

"Terserah kau mau percaya atau tidak. Ayo kita mulai saja dari caf yang ini."

Valene berjalan menuju caf terdekat dan Andrew setengah tidak suka, mengikutinya. Namun langkah Andrew terhenti di ambang pintu caf. Ada yang mengganggu matanya di caf seberang. Dia mundur beberapa langkah dan melihat melalui kaca jendela caf di seberang jalan: tidak salah dan tidak bukan, itu Nancy yang sedang duduk disana. 

Andrew memicingkan matanya dan menunggu mobil yang lalu-lalang di jalanan itu agak sepi sebelum bisa melihat apa yang istrinya lakukan disana, dan dengan siapa. Nancy tampak duduk santai dan sesekali menyesap kopinya, dan di seberang tempat duduknya, ada Song Yoonsung. Andrew mengeraskan rahangnya, apa yang dilakukan istrinya dengan pria pirang itu, membuatnya sangat panas. Istrinya terlihat santai dan sangat senang berbicara dengan Yoonsung, yang diketahui Andrew dengan pasti, dia bisa berbahasa Inggris. Berbagai pikiran berkecamuk di kepala Andrew, dan dia sudah mulai mengepalkan tinjunya.

"Andrew! Kukira kau kemana! Aku sudah di dalam dari tadi. Ayo kita masuk, cafenya bagus."

Valene keluar dari caf dan berusaha menarik lengan Andrew yang masih berdiri terpancang di tempatnya memandang ke caf di seberang.

"Ayoooo. Kau berat sekali sih," keluh Valene, "kau lagi lihat apa?"

Dan Valene membulatkan matanya ketika melihat apa yang sedang dipandangi Andrew: itu Nancy dan Yoonsung. Valene menelan ludah dengan susah payah, berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk karena tampang marah Andrew sangat menyeramkan.

"Ngapain Nancy dengan pria itu disitu?"

"Mana kutau. Kenapa tidak kau tanyakan sendiri?"

"Dia pasti digoda oleh pria itu!"

"Bagaimana kau bisa begitu yakin?" tanya Valene, berusaha mengabaikan getar dalam suaranya.

Masih dengan tampang marah, Andrew berjalan pasti dan hampir menyeberangi jalan yang masih ramai dilalui mobil-mobil, bahkan Andrew tidak peduli pada rambu lalu lintas. Valene kaget dan menahan lengan Andrew sebelum dia bisa menginjak jalan raya.

"Kau mau apa?"

"Bertanya pada Nancy apa yang dia lakukan disana."

"Kau mau bicara pada Nancy atau pada Yoonsung?"

"Dua-duanya," jawab Andrew marah.

Dia menepis tangan Valene dan berlarian menuju seberang jalan, membuat mobil-mobil menekan klakson dengan marah dan menghindarinya. Valene panic, kejadian ini mengacaukan skenarionya. Setidaknya dia hanya ingin Andrew menelepon Nancy, bukannya melabrak seperti ini. Sekarang Valene panic, di antara dia harus menelepon Nancy atau berlari menyusul Andrew. Akhirnya sambil dengan panic menunggu rambu lalu lintas membiarkannya menyeberang, dia meraih ponselnya dan berharap Nancy cepat menerima panggilannya.

"Apa yang harus kulakukan?"

Valene berlarian menyeberang jalan begitu mobil-mobil sudah berhenti dan tepat saat itu Nancy menerima telepon Valene.

"NANCY, PLAN B!"

Padahal tidak ada plan B dalam rencana mereka.

"Apa?"

"ANDREW DI DEPAN CAF!" jerit Valene putus asa.

Setengah terengah-engah karena berlari, Valene melihat Nancy dan Yoonsung keluar dari caf menghampiri Andrew. Valene begitu ketakutan melihat pemandangan ini dan akhirnya berhasil menyusul mereka.

"Apa yang kau lakukan disini dengan pria ini?"

Wajah Andrew terlihat sangat merah saat dia menunjuk wajah Yoonsung, sedangkan Yoonsung tampak tenang.

"Aku bertemu teman, memangnya tidak boleh?"

"Setidaknya kau harus mengajakku kalau mau bertemu pria lain!"

"Kenapa aku harus mengajakmu? Bukannya kau sendiri tidak pernah menganggapku ada lagi?"

"Kenapa? Kau digoda olehnya?"

"Jangan bercanda, tidak ada yang menggodaku," hardik Nancy.

"Finally you wanna talk to your wife?" tanya Yoonsung.

"It's none of your business," jawab Andrew ketus.

"Oh yes, it's MY business. Since Nancy told me a lot about how sad she is, because her husband has stopped talking to her."

"Still, it's our marriage problem, and you shouldn't interfere."

"If you told me not to interfere, then solve the problem well. If I was you, I won't let a woman as pretty as Nancy crying because of me."

"YOU!"

"STOP!!!"

Sebelum Valene dan Nancy mampu bergerak ketika Andrew melayangkan tinjunya ke wajah Yoonsung, entah dari mana, Kyungju muncul dan menahan tinju itu dengan telapak tangganya.

"KYUNGJU!" jerit Valene kaget, tapi setengah lega juga.

Kyungju memakai kemeja lengan panjang berwarna putih dengan dasi panjang bergaris ungu, dan poninya disisir rapi ke samping, terlihat sangat tampan, namun sedikit berkeringat dan terengah. Kyungju melempar pandang pada Valene minta tolong.

"Andrew, jangan lakukan itu. Kau tau kita akan dalam masalah besar kalau kau melukai orang Korea," ujar Valene putus asa.

"Aku tidak peduli, aku akan menghajar bajingan sok tau yang sombong ini!" seru Andrew masih marah, berusaha menyerang Yoonsung lagi, dengan Kyungju menghalangi di antara mereka.

Yoonsung mendengus tenang, "hit me won't solve a problem, dude. It's better if you talk to your wife. If you can't take care of her well, just give her to me."

"YOU! DO YOU THINK I WILL..."

"STOP BOTH OF YOU!"

Dan seketika semuanya terdiam mendengar teriakan Nancy. Mata Nancy terlihat merah, antara ingin menangis karena sedih, atau karena terlalu marah. Nancy memandang Andrew tajam dan membuat suaminya itu kecut.

"I HATE YOU!"

Dan sebelum ada yang bisa bereaksi atas reaksi Nancy itu (yang jelas tidak ada di scenario yang didiskusikannya bersama Valene dan Yoonsung), Nancy sudah melepas high heelsnya, menentengnya dan berlarian jauh. Yoonsung dengan sigap mengejar Nancy, meninggalkan Valene berpandangan dengan Kyungju. Valene menggigit bibir bawahnya, tidak tau harus berbuat apa.

"Andrew..."

Valene menyentuh lengan Andrew dengan hati-hati seakan takut Andrew adalah bom yang bisa meledak kapan saja.

"Tinggalkan aku sendiri."

"Tapi..."

Seakan mengerti akan situasi saat ini, Kyungju menggandeng tangan Valene berjalan menjauh.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun