"Tapi kalian tidak boleh bertengkar begini..."
Nancy memilih diam dan tidak menanggapi usul Valene dengan minum soju lagi. Mendadak dia menggebrak botol itu ke meja sehingga sedikit isinya tumpah keluar dan membuat Valene tersedak cumi-cuminya.
"Ayo kita lakukan sesuatu supaya dia peka!" seru Nancy.
"Melakukan apa?"
"Valene, apa ada ide di otakmu yang brilian itu?" tanya Nancy yang mendadak bersemangat.
Valene menggelengkan kepalanya, "jangan bawa-bawa aku!"
Mungkin ini hanya perasaan Valene tapi mata Nancy terlihat berair lagi dan membuatnya tidak tega.
"Jadi pada siapa aku bisa minta tolong? Suami tidak peka, sahabat tidak mau membantu..."
"Baiklah baiklah, tapi aku tidak ada ide!" ujar Valene cepat, takut Nancy mulai menangis lagi.
"Benarkah? Bantulah aku berpikir... ya... ya?"
Valene berpikir keras. Dia sedikit tau watak Andrew yang memang tidak peka (Nancy sering sekali mengeluh soal ini) dan juga pemarah. Mendadak sekelebat adegan-adegan melayang di kepalanya seperti adegan K-Drama. Matanya membulat dan berbinar. Namun ide ini terlalu beresiko dan bagaimana kalau tidak berhasil? Andrew akan membunuhnya, atau bahkan Nancy akan membencinya. Memikirkan resiko ini, Valene menggigit bibir bawahnya dengan khawatir.