"TAPI KAU MEMANG TIDAK PEKA! KAU..."
Namun Nancy tidak sempat menyelesaikan kata-katanya. Andrew sudah melayangkan tamparan ke wajah istrinya itu.
"KYAAAH!"
Valene terlonjak dari tempatnya berdiri di depan kamar Andrew dan Nancy. Saat itu jam 8 malam dan Valene baru saja ingin mengajak mereka berdua untuk makan snack di kamarnya. Valene tadi mendengar teriakan-teriakan tidak jelas, tapi teriakan Nancy yang barusan sangat jelas untuknya. Sejurus kemudian, pintu menjeblak terbuka dan nyaris membuat Valene terpental. Nancy muncul dengan wajah merah dan berderai air mata.
"Nancy? Pi... pipimu...?" tanya Valene ketakutan sambil menunjuk pipi kanan Nancy yang lebih merah.
"AYO KITA PERGI!" jerit Nancy histeris.
Valene yang masih memakai sandal hotel ditarik lengannya oleh Nancy. Nancy sibuk menghapus air matanya di sepanjang perjalanan mereka keluar hotel. Cengkeraman tangan Nancy pada lengan Valene terasa menyakitkan, dan lama-lama Valene merasa kebas juga.
"Err... Nancy, apa yang terjadi? Kita mau kemana?"
"Kemana saja asal jangan di hotel!"
"Tapi... ini sudah malam."
Mereka terus berjalan di sepanjang pantai dan akhirnya, Valene lega, Nancy melepas cengkeraman pada lengan Valene dan dia duduk di kursi kosong di kedai kecil yang tidak begitu ramai. Valene langsung menggosok-gosok lengannya yang kemerahan dan ada bercak kuku Nancy tertancap disitu.