Kepalaku terjatuh ke meja, tapi anehnya rasanya tidak sakit. Aku hanya ingin tersenyum dan tertawa sekarang. Lalu kulihat Dongsun memunggungiku dan berjongkok.
"Miss, ayo naik. Aku akan membawamu pulang."
"Aku bisa berjalan sendiri, jangan khawatir," hardikku sambil tertawa.
Aku mencoba berdiri dan kepalaku pusing sehingga aku nyaris jatuh. Dongsun menangkapku, dan anehnya perasaan ini terasa familiar.
"Miss, dengarkan aku, oke? Naiklah."
Aku tidak ingat apa yang kukatakan, rasanya masih sangat senang ketika ada yang membantuku naik ke punggung Dongsun, entah siapapun itu, terima kasih! Kupeluk leher Dongsun dan merasakan betapa empuknya punggungnya. Aku tertawa dan bernyanyi di sepanjang jalan.
"Miss, berapa nomor apartemenmu?"
"Nomor? Nomor apa? Oh ya apartemen? Di lantai sembilan, nomor 9... 01?"
"Miss, kau sendiri tak yakin?"
Aku tak terlalu ingat apa- apa tapi kurasa aku sibuk menggumamkan nomor-nomor sebelum kesadaranku kembali ketika punggungku menyentuh sofa yang empuk dan aku cegukan. Sekali. Dua kali.
"Miss, minumlah. Aku tidak bisa membantu banyak tapi setelah ini aku bisa pulang."