"Aku tidak gila, Julie, aku mencintaimu! Dan aku bisa melakukan hal-hal yang jauh lebih baik dari yang bisa si brengsek itu lakukan! Karena aku Lee Donghae! Dan aku tidak akan menyakitimu, tidak akan mengkhianatimu!"
"Tidak... kau tidak bisa, Donghae."
"Waeyo? Asal kau mencintaiku, Julie, asal kau memberiku kesempatan dan kau memberanikan diri..." seruku, mengguncang tubuh Julie dengan tidak sabar.
"Aku hanya akan merepotkanmu! Aku hanya akan membuatmu menderita!"
"Apa maksudmu? Aku rela melakukan apapun... Julie? Julie!!!"
Julie tiba-tiba ambruk ke pelukanku dan aku yakin dia pingsan setelah merasakan berat tubuhnya yang jadi bertambah. Wajahnya yang basah oleh air mata itu terlihat pucat, bibirnya membiru, nafasnya sesak...
"JULIE! JULIE, BERTAHANLAH!"
"Untung kau membawanya pulang tepat waktu, Hae."
Leeteuk hyung merapikan kembali peralatan kedokteran yang tadi dipakainya untuk memeriksa Julie. Dalam keadaan kalut, aku berhasil memanggil taksi dan membawa Julie pulang ke apartemen. Beruntung ada Sungminnie yang sigap membantuku dan ada Leeteuk hyung yang ternyata tidak lembur bertugas hari ini. Aku merapikan selimut di atas tubuh Julie. Sekarang wajahnya sudah tidak sepucat tadi lagi.
"Dia nyaris membeku, dan keadaan tekanan darahnya sama sekali tidak stabil. Aku takut sebenarnya ada sesuatu yang tidak beres dengan darahnya," jelas Leeteuk hyung, "jadi aku sekalian mengambil sampel darahnya untuk kucek di laboratorium besok."
"Hyung, apakah ada sesuatu yang gawat?"