"Dia... aku belum bisa memastikan keadaannya sekarang, harus tunggu hasil pemeriksaan. Memang sih dia tidak mengalami luka fisik, tapi aku takut pingsannya dia bisa berakibat sesuatu. Kita berdoa saja supaya tidak terjadi apapun."
Dan aku memaksa mataku yang tertutup untuk terbuka, meski rasanya berat. Cahaya ruangan yang terang menyakiti mataku, tapi aku harus bertahan. Aku ingin melihat Hangeng oppa... dan aku melihat Manshi duduk di samping ranjangku, wajahnya terlihat khawatir. Ada Leeteuk oppa, berpakaian serba putih, seperti malaikat tanpa sayap.
"Manshi... Leeteuk oppa..." desahku.
Aku kaget mendengar suaraku sendiri, terdengar sangat lemah. Yang lebih tidak enak, aku sulit sekali bersuara, kerongkonganku kering. Kedua orang yang kupanggil memandangiku sekarang.
"Xili! Xili untung kau sudah bangun!" ujar Manshi, mengguncang badanku.
Leeteuk oppa memegangi tangan Manshi, "Manshi, pelan-pelan... badannya pasti perih. Xili, apa yang kau rasakan sekarang?"
"Hangeng oppa..."
Manshi dan Leeteuk oppa saling berpandangan.
"Ah, Hangeng oppa disini. Dia belum sadar, tapi dia tidak mengalami luka serius. Jangan khawatir, Xili," kata Manshi.
Ketika Manshi menggeser kursinya, aku bisa melihat Hangeng oppa berbaring di ranjang sebelah. Dia sepertinya hanya tertidur. Oppa, kalau memang tidak terjadi sesuatu padamu, segeralah sadar.
"Xili, kalau ada yang sakit, beritau aku ya," pinta Leeteuk sambil tersenyum.