Mohon tunggu...
Tomy Bawulang
Tomy Bawulang Mohon Tunggu... Human Resources - Pembaca

Pendengar, Penyimak, , dan Perenung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Secangkir Kopi, Kenangan tentang Bu Winsu dan Anekdot Toilet Umum

27 Mei 2022   13:38 Diperbarui: 27 Mei 2022   17:55 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Winsulangi Salindeho. Sumber: ManadoPost

"Tomy, ngana jang pura pura bodok pa Kita. Ngana kira kita nintau, ngana pe papa dulu amper ta pecat gara gara ngana masih SMA so baku bantu ba kampanye PDI dengan cara ba distribusi kaos PDI ke wilayah Lehupu dan sekitarnya toh. Kita tahu angko pe hobi di politik". Kata Bu Winsu.

Saya tidak bisa mengelak karena memang itulah faktanya. Saat itu, ORBA berkuasa dan PDI belum terbelah, saya memang menjadi fans partai oposisi itu. DNA anti korupsi kolusi dan nepotisme dalam diri muda saya begitu kuat. Iklim politik saat itu dengan sentiment anti ORBA dengan mesin politik GOLKAR dan underbow underbownya begitu keras di tanah air.

Saat itu, saya sangat mengagumi orator orator PDI saat menyampaikan kritik kritik sosial yang pedas disetiap kampanye. DNA ini yang membawa saya menjadi penonton dan simpatisan hampir disemua kampanye terbuka dan rapat umum PDI. 

Orator politisi lokal Sangihe yang jadi idola saya saat itu adalah Bung Marslem Pulumbara yang juga merupakan menantu dari tokoh politik PDI legendaris Sangihe Talaud mendiang Opa Martinus Adare. Bung Marslem bagi saya adalah orator handal dengan gaya yang berapi api dan menyampaikan kritik kritik terhadap rezim orba secara lantang dan berani. 

Saya pun merapat ke kubu ini dan mendaftar menjadi volunteer mereka untuk membagi bagikan alat peraga kampanye berupa kaos di wilayah Tabukan Selatan Tenggara, dan sebagian wilayah Tabukan Utara. Tindakan saya inilah yang kemudian menjadi penghambat karir mendiang ayah saya di jaman orde baru.

Kopinya semakin enak,.. sruput lagi kopinya!


"Maaf Opa, kita memang nimbole bantu lebe. Dulu itu kita cuma iko rame. Mar kalo Opa mo maju kali ini di pilkada, kita musti kase tau pa Opa, Opa mo kalah telak!" kataku sekenanya.

"Kiapa ngana bilang kita mo kalah?" Kulihat Opa kali ini semakin serius.

"Opa masih inga toilet Umum? Nah Opa jadi orang yang maso toilet umum" Kataku dengan nada yang tidak kalah serius.

"Apa ngana pe maksud?" tanya Opa penuh selidik

"Bagini Opa. Isu yang paling central skarang saat  Opa Bupati adalah isu 'letter-S' alias nepotisme dan kolusi dengan semua warga Siau. Samua posisi posisi strategis musti orang Siau. Ini menimbulkan kecemburuan bagi yang bukan letter-S , Opa" Kataku meniru gaya komentator komentator politik yang ku tonton di TV. Opa terdiam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun