Suatu pagi di tahun 2010, saat saya telah kembali berkarir Sebagai PNS setelah tugas belajar di Australia, saya datang bertamu ke Bu Winsu di pendopo rumah jabatan bupati. Pagi pagi benar waktu itu, saya diterima beliau dengan santai dan masih mengenakan celana pendek ciri khas Bu yang dalam bahasa linguafranca Sangihe kami sebut "ponggo"Â atau "golpi".
"Opa, minta maaf ba ganggu neh"Â ucapku membuka percakapan.
"Kiapa le ngana, somo keluar negeri ulang komang ngana"Â Ucapnya seolah tahu apa yang ada di benakku.
"Iyo Opa, mo ke Amerika kita"Â ucapku ragu.
"Mo beking apa?"Â tanya Bu Winsu.
"Ada program Hubert Humphrey Opa, program ini khusus untuk mid-career  seluruh dunia yang dinilai  punya kapabilitas kepemimpinan dan bisa membawa perubahan global. Ini program sangat bergengsi Opa" jelasku penuh harap.
"Kapan mo berangkat deng berapa lama disana?" Tanya Opa.
"Kalo Tuhan sayang terpilih, kita mo berangkat Januari 2011 Opa kong ini Program satu tahun cuman ada kemungkinan mo tatambah kalo kita dorang kase beasiswa doktoral" Ucapku penuh harap.
"Tomy kita minta maaf. Kali ini komang kita nda mo kase ijin pa ngana" Kata Bu Winsu datar. Saya diam tak bereaksi.
"Kita butuh pa ngana di Sangihe mo baku bantu pa kita mo pilkada" Katanya.
"Aduh minta maaf Opa, kita kasiang nintau apa apa soal politik. Bukang kita pe bidang ilmu itu. Mungkin kita cuma boleh bantu deng doa pa Opa kalo soal itu"Â kataku berdiplomasi.