"Aku tidak marah tak disekolahkan, tidak diajak bermain, tak pernah jalan-jalan. Aku tidak benci Ibu, tidak pernah. Aku malah ikut menangis waktu ia berteriak-teriak kesakitan, sementara temannya tertawa di kamar Ibu.
Aku bahkan ingin memeluknya waktu itu. Tapi ketika temannya keluar, Ibu tetap bermanis-manis padanya. Aku tetap sendirian. Setelah temannya pulang, Ibu masuk ke kamar. Padahal aku ingin tau, apa yang dilakukan temannya sampai ibuku berteriak?
Tapi di antara sekian banyak pertanyaanku, yang tak satu pun terlontar, aku hanya ingin satu hal terjawab ... "
Baca juga: Cerpen Psikologi
"Maaf, Nak. Kami pamit dulu, anak kami sudah datang menjemput," sela si kakek.
"Tunggu dia menyelesaikan," istrinya menegur.
"Anak kita harus segera bekerja, jangan buat dia menunggu."
"Kami akan datang kemari besok," kata si nenek, membesarkan hati Tora.
"Kau tidak pulang?" tanya si kakek.
Tora menggeleng.
"Kami pergi dulu. Kau pulanglah, ibumu mungkin kebingungan mencarimu!" si nenek menyarankan.