Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pada Bangku dan Dedaunan

3 November 2020   20:05 Diperbarui: 3 November 2020   20:32 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warren Sammut on Unsplash

"Aku tidak marah tak disekolahkan, tidak diajak bermain, tak pernah jalan-jalan. Aku tidak benci Ibu, tidak pernah. Aku malah ikut menangis waktu ia berteriak-teriak kesakitan, sementara temannya tertawa di kamar Ibu.

Aku bahkan ingin memeluknya waktu itu. Tapi ketika temannya keluar, Ibu tetap bermanis-manis padanya. Aku tetap sendirian. Setelah temannya pulang, Ibu masuk ke kamar. Padahal aku ingin tau, apa yang dilakukan temannya sampai ibuku berteriak?

Tapi di antara sekian banyak pertanyaanku, yang tak satu pun terlontar, aku hanya ingin satu hal terjawab ... "

Baca juga: Cerpen Psikologi

"Maaf, Nak. Kami pamit dulu, anak kami sudah datang menjemput," sela si kakek.

"Tunggu dia menyelesaikan," istrinya menegur.

"Anak kita harus segera bekerja, jangan buat dia menunggu."

"Kami akan datang kemari besok," kata si nenek, membesarkan hati Tora.

"Kau tidak pulang?" tanya si kakek.

Tora menggeleng.

"Kami pergi dulu. Kau pulanglah, ibumu mungkin kebingungan mencarimu!" si nenek menyarankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun