"iya bu, kenapa bu, apa ibu baik - baik saja", Â jawab Ocid
Terdengar ibunya menangis dan bertanya,"kamu yang ada di tivi ya, lagi di Bali",Ocid kaget mendengar, bukannya ibu tidak suka melihat berita masalah ekonomi dan politik, lebih suka sinetron, terus kita abis dicukur biar tidak ketahuan, mana di  Bali lagi bukan di Bekasi, belum selesai kagetnya Ocid, terdengar ibunya menangis sambil mengatakan,
"ibu minta maaf sekali kepada Ocid, atas semua kesalahan ibu juga bapak dan saudara -- saudara Ocid, sering melupakan Ocid, tidak mempikirkan Ocid, ibu meminta maaf sekali", banyak yang ibu katakan malam itu, ada saudara -- saudaranya di malam itu menemani ibunya menghadapi keadaan ini. Kakaknya yang kedua dr. Aryati, MBA, mengambil hanphone sambil menenangkan ibunya sambil memeluknya sambil mengatakan kepada Ocid,
"saya juga meminta maaf atas semua kesalahan -- kesalahan kami, kami sadar kamilah yang salah, kapan kamu bisa pulang? Kami semuanya akan selalu berdoa agar kamu selalu sehat dan baik -- baik saja disana".
Sejenak Ocid tertegun, dia langsung berpikir dia sering diwawancara televisi nasional atau internasional pasti bukan saja saudaranya yang menonton tapi keluarga besarnya, temanya juga tetangganya pasti juga menonton, terlalu sibuk urusan bisnis sampai -- sampai ia lupa yang menonton telivisi bukan hanya ibunya.
Kayaknya jawaban iya atau bukan Ocid bukan lagi issue penting, akhirnya Ocid hanya bisa menjawab, "acara memang sudah selesai, tapi loby -- loby bisa sampai dua minggu", sekarang adiknya berbicara sambil bertanya dan berusaha menenangkan situasi,
" mas, duitnya banyak banget, pantas tidak ikut bisnis Rumah Sakit sama sekolahan, ngga level kali, kitakan lihat di internet, duitnya banyak banget, mas bantuin kita donk, di sekolahan, rumah sakit atau diklinik, terserah aja, tapi yang bagus semuanya", adiknya terus mencrocos, sementara adiknya melihat ibunya bisa tersenyum kecil  sambil mengusap air mata, sama sekali tidak menyangka anak yang ketiga the forgotten child anak yang terlupakan akhirnya bisa menjadi orang yang berhasil dan membuat bahagia keluarganya.
Ocid hanya bisa menjawab, "saya masih lama di Bali, kalau mau ketemu, saya akan kirim pesawat menjemput ibu, bapak dan saudara semuanya dengan keponakannya sekalian untuk berlibur ke Bali, saya punya hotel di Buleleng, walaupun masih hotel bintang tiga, insya Allah cukuplah untuk menikmati liburan, yah daripada ke puncak, bosen, nanti orang saya akan mengurusnya".
Paginya dari anak buah Ocid datang katanya mereka dari kru pesawat pribadi Ocid makanya memakai seranggam pilot, katanya siap membawa keluarga Ocid ke Bali, pesawat ada di Halim Perdanakusuma. Keluarga agak bingung tapi tetap senang. Langsung sibuk semua telepon kesana kesini, terutama telepon bapaknya.
Sampai di Bali mereka diantar sampai Bulelang, mereka adalah ibu, bapak, saudari dan suaminya, juga keponakannya Ocid, kecuali kakaknya yang pertama, dia ada rapat membahas anggaran dengan DPRD. Sesampainya di hotel mereka terkesima lihat hotel si Ocid, bagus katanya, pemandangan juga bagus tapi Ocid sedang tidak ada di tempat, sedang ada loby -- loby masalah bisnis. Sengaja Ocid membawa keluraganya ke Bali agar bisa meredakan situasi, bayangkan kalau Ocid yang harus kerumah, keluarga, teman, saudara, tetangga pasti akan tumplek dan bertanya banyak hal.
Malamnya orang yang ditunggu akhirnya datang, dengan tenang Ocid menghampiri mereka, dipeluknya ibu, bapaknya, saudaranya juga keponakannya, alhamdullillah mereka sudah bisa menguasai perasaan mereka, walau sempat menitikan air mata, secara keseluruhan mereka sudah bisa tenang. Setelah masing -- masing duduk Ocid langsung bertanya?