Mohon tunggu...
Firdaus Ahmadi
Firdaus Ahmadi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Penulis

Dosen dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Ocid

30 Maret 2021   14:27 Diperbarui: 30 Maret 2021   14:34 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapaknya di tempat istrinya yang baru, dia memang membelikan rumah untuk kelurganya yang baru, terlihat haru dan sedih, dan memikirkan hal sama. Mereka terlalu memikirkan anak -- anak yang lainnya yang sukses menjadi dokter sesuai mereka inginkan yang bisa kuliah diluar negri dan akan mewariskan usahannya dan menjadi pejabat didaerah, lupa bahwa ada orang yang lebih memikirkan mereka dibandingkan anak - anak lainnya. Bapaknya pun menelepon menanyakan Ocid,  dan dijawab sama, Ocid sedang ada di Bali.  

Hal sama juga dialami Devy, ibu Dini ibunya, Dona dan teman -- teman lainnya, mereka merasa bersalah dalam menilai Ocid, merasa lancang, menggurui Ocid segala macam doktrin pengusaha kalau sedang bertemu di pertemuan -- pertemuan alumni, tentang sosialisasi entrepreuship, tentang susah payah menjadi pengusaha, tentang semuanya. Yang terlihat kasihan adalah Devy, dia yang susah payah mensarankan kepada Ocid untuk memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menjadi seorang enterprenurship, dia yang dulu sering memberikan saran untuk Ocid menjadi orang lebih baik ketika Ocid dulu terlibat masalah di sekolah dan terhadap teman -- temannya. sekarang semuanya terlihat jelas. Devypun bertemu dengan kak Aryati di rumah Ocid diantar ibunya, ia ingin mengungkapkan semua yang mau ia katakan, yang ia rasa.

"kali ini Ocid bercandanya keterlaluan, kenapa sih dia tidak bilang?, dia pasti marah sama kita", Tanya Devy sambil menahan air mata,

ibu Dini sambil mengelus pundak Devy mengatakan,"kamu harus sabar".ibu Dini sudah bisa membaca, apa yang Devy rasa.

Kak Aryati menjawab,"kami juga tidak tahu", kak Aryati adalah teman Devy, mereka satu kelas waktu SMA. Dia juga tahu apa yang Devy rasakan.

Sambil menambahkan,"kami semua sangat terkejut tapi sekaligus bahagia, ibu, bapak dan saudara yang lainnya tidak menyangka Ocid akan seperti ini, sesukses ini, dia tidak pernah meminta bantuan sedikitpun kepada kita, kepada keluarga, benar -- benar sendirian". Kak aryati bercerita sambil meneteskan air mata.

Ibu dini menambahkan,"sekarang kami dan teman -- teman Ocid, terutama saya pribadi dan guru -- guru Ocid sangat bahagia dengan kesuksesan Ocid, saya tidak menyangka akan seperti ini",

Kak Aryati mengatakan," kita semua terkejut bu, sekarang kita hanya berdoa, semoga Ocid baik -- baik saja dan menyelesaikan tugasnya dengan baik". Kak Aryati juga merupakan murid bu Dini

Ibunya Ocid datang menghampiri dan langsung meminta maaf kalau -- kalau Ocid melakukan kesalahan.   

Setelah beberapa hari acara APEC berlangsung Ocidpun kembali kehotelnya, istirahat sambil melihat -- lihat handphonenya, kok banyak miscall juga SMS/WA dilihat disitu ada nomor rumahnya, ibunya, saudara -- saudaranya, teman -- temannya, jangan -- jangan ada sesuatu yang terjadi dengan ibunya, hanya itu yang ada di pikiran Ocid, waktu ia ke pergi ibunya memang sedang sakit. Langsung diteleponya ibunya, waktu itu jam sepuluh malam. Ibunya yang langsung menjawab, dan Ocid mendengar suara tangisan, yang dia pikir ada apa?

Ibunya bertanya," ini benar Ocid", setengah berteriak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun