Mohon tunggu...
Dyah Pratitasari
Dyah Pratitasari Mohon Tunggu... profesional -

Full time Mama | Breastfeeding Counsellor | Serves Preggos | Holistic Life Runner | pritazamzam@gmail.com | FB: Dyah Pratitasari | Twitter: @PritaZamZam\r\n

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Kelahiran Joserizal Zam Zam: Sebuah Catatan

14 September 2011   10:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:58 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gimana tuh cara ngepasin waktunya?”

Sejujurnya, saya pun tidak punya trik apa-apa atau usaha khusus untuk "ngepasin" waktu, antara datangnya bidan dengan kelahiran bayi. semua terjadi begitu saja.. seperti serba kebetulan.

Yang saya tahu, sejak hamil, kami hanya selalu meminta si adik menentukan sendiri juga, dengan siapa kelak ia ingin mamanya dibantu melakukan persalinan. "Mau lairan sama tante siapa, Dik... kasih tau Mama, bantu Mama juga ya..", begitu ucapan saya padanya. Tentu saja, dibarengi dengan doa kepada Tuhan, agar kami diberi kemudahan membaca petunjukNya. (btw, belajar meditasi, relaksasi hypnobirthing, ternyata membantu juga membuat saya lebih connected dengan batin saya sendiri).

Jakarta, 9 Maret 2011.

Usai memeriksakan diri ke dokter, di H-1 tadi, saya iseng-iseng mengirim SMS pada Mbak Yesie, seorang bidan dari Klaten, yang juga praktisi hypnobirthing dan mendalami gentle birth. Saya kabarkan tentang kondisi saya berdasarkan hasil USG dan CTG saat itu. Ternyata, Mbak Yesie sedang dalam keadaan luang, dan menyatakan kesanggupannya ke Jakarta.

Meskipun gembira, hal itu justru membuat saya termangu, ragu, lumayan lama.

Beberapa pertanyaan seperti, “Benarkah dia jodoh saya? Yang dipilih Tuhan? Dan diinginkan si adik? Benarkah pilihan yang kami ambil?”, bergantian melintas di kepala.

Masih di rumah sakit, usai shalat, saya bermunajat. “Allah, jika memang ia yang Engkau pilihkan untuk kami, jika ia memang yang baik untuk mendampingi kelahiran adik, jika memang adik bayi memilihnya, mudahkanlah. Kalau tidak, maka beri kami kemudahan dalam mencerna petunjukmu..”

Lama saya tergugu.

Dalam keheningan, kemantapan itu datang.

Tak lama kemudian, Mbak Yesie mengabarkan. Bahwa ia sudah memperoleh tiket ke Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun