Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ada Manipulasi Triliunan di Kepolisian

15 Agustus 2012   18:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:42 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta Sanusi Pane juga percaya kengototan polisi sebagai upaya menghalangi KPK agar tidak menyentuh kasus yang lebih besar lagi. Ia membeberkan selama ini sudah menjadi rahasia umum Korlantas menjadi ATM bersama sejumlah perwira. Sekalipun ada juga dana dari Korlantas yang mengalir untuk menutupi kegiatan organisasi yang kurang biaya. Soal Korlantas menjadi ATM bersama itu juga diakui seorang makelar pembuatan SIM dan STNK. Ia menuturkan setiap hari Jumat ada setoran 'uang haram' dikumpulkan yang kemudian dibagikan secara merata berjenjang dari atas ke bawah. Uang itu antara lain dari uang pelicin pembuatan by passSIM dan STNK. "Untuk bikin SIM saja, coba lihat di kantor polisi atau samsat. Kalau normalnya bikin SIM A atau B kan Rp. 250 ribu. Tapi kalau mau lewat jalur cepat itu, ya pokoknya tinggal foto bisa dikenai Rp 530 ribu per SIM," cerita si makelar SIM itu.

"Nah, setiap hari seorang anggota Lantas di kepolisian khusus menangani SIM dan STNK ini bisa mengantongi Rp. 1 juta per hari. Nah ini dikumpulkan setiap hari. Kalau saya ingat setiap Kamis atau Jumat, uang hasilnya itu disetor ke atasannya sampai ke paling atas," cetus makelar yang tidak mau disebut namanya itu. Kriminolog Adrianus Meliala mengemukakan hal yang hampir sama. Bagi Adrianus, hal yang wajar bila masyarakat menduga ada sesuatu yang ingin disembunyikan Polri. "Mungkin ada yang disembunyikan, kemungkinan karena polisi punya kepentingan," terang Adrianus. Kengototan itu memang akan banyak memunculkan isu liar yang memperburuk citra polisi sendiri. (sumber majalah detik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun