Lalu volume konten itu juga mungkin bisa memengaruhi preferensi dan dukungan politik seseorang di Pilpres kali ini. Semakin membanjir konten soal seseorang sosok, wajahnya akan tampil makin sering di layar gawai warganet.
Bagaimana dengan sentimen? Menurut saya, zaman sekarang sentimen identik dengan emosi manusia yang sangat sukar diramalkan. Sentimen konten yang dominan negatif mungkin saja malah bisa menguntungkan si sosok mengingat karakter mayoritas orang Indonesia yang permisif dalam hal politik (buktinya sejumlah orang yang mencalonkan diri sebagai pemegang jabatan penting di birokrasi yang sudah kena kasus korupsi saja masih bisa dapat suara/ dukungan dari masyarakat). Apalagi jika beritanya positif (mendapatkan simpati dari warganet) dan volumenya banyak.Â
Sebagai catatan, saya bukan pendukung dan simpatisan fanatik Mahfud MD atau sosok manapun yang terlibat di Pilpres 2024 ini.Â
Jadi, bagaimana dengan Anda sendiri? Sudahkah melakukan riset sendiri untuk menentukan pilihan sebelum 14 Februari 2024 nanti? Â (*/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H