Sebenarnya dukungan orantua tidak harus bikin sakit kepala. Kita harus mensinkronisasi antara target anak dan rencana kita. Sebagai contoh, kita bisa menyiapkan  dana pendidikan yang kita gabungkan dengan asuransi kesehatan. Sehingga dalam sekali dayung dua tiga pulau terlampui.
Jika dalam prosesnya anak-anak mengalami kejadian seperti sakit, ada kompensasi asuransi yang siap meng-covernya. Begitu juga ketika sampai waktunya anak-anak membutuhkan dana pendidikan, investasi kita yang akan siap membantu mewujudkan cita-citanya.
Dengan langkah cerdas ini, kita bisa mendapatkan gambaran sejak awal, Â hendak menjadi apa anak-anak kita, bagaimana mereka mencapainya, apa rencan kita mendukungnya.Â
Bahkan  jika kita memimpikan anak-anak bersekolah di luar negeri sekalipun, bisa dilakukan selama resolusi yang kita rencanakan setiap tahun adalah sebuah resolusi terintegrasi. Bukan sebuah resolusi parsial atau remporary, hanya khusus satu tahun saja, tanpa rencana jangka panjang.
Sudah saatnya kita merubah mindset, bingung membawa anak ke masa depan, dan membiarkan anak-anak sendiri menentukan masa depan menurut cara dan bagaimana nasib akan membawanya.
Perbaharui dan evaluasi rencana
Diakhir tahun selain membuat resolusi baru-lanjutan resolusi sebelumnya, kita juga mengajak anak-anak berdiskusi sambil menikmati liburan, atau selesai  rehat di waktu yang paling santai. Ini cara kita memperoleh input dan menghasilkan output yang lebih oke. Buatlah report dengan sebuah pesta kecil perayaan, Untuk mengingatkan dan mengabarkan inilah capaian prestasi mereka tahun ini. Bukankah seru menikmati tahun baru dengan capaian baru?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H