Apa langkah berikutnya?. Ajak anak membuat rencana. dan gunakan rencana paling sederhana, mudah dipahami dan dibreakdown ke dalam rencana-rencana kecil.
Setiap tahapan itu harus mudah diekseskusi layaknya kegiatan harian, sehingga anak-anak tidak merasa sedang berada dalam pemetaan cita-citanya.Â
Ketika orang tua mendorong anak-anak untuk kursus, belajar  musik, tidak  lagi sekedar agar anak-anak dianggap cerdas jtapi kegiatan itu bagian dari rencana besar cita-citanya.Â
Rencana itu harus mudah dipahami dan dijalankan. Rencana itu harus sebuah rencana jangka panjang. Bisa dievaluasi setiap kali, dengan mengikuti tren atau perubahan yang ada, selama tidak menyimpang dari rencana besar. Misalnya jika anak-anak ingin menjadi seorang dokter, maka konsentrasi penguatan harus di bidang eksakta.Â
Dengan catatan semuanya harus sesuai minat dan pasion anak-anak. Kesehatan anak-anak harus mendapat perioritas, karena itu merupakan salah satu prasyarat sebagai dokter.
Gunakan RewardÂ
Setiap pencapaian harus ada penghargaan, bukan hukuman. Anak-anak akan lebih menghargai reward, sebagai stimulan positif membangun masa depannya. Bahkan orang tua harus mulai membiasakan diri menerima kenyataan nilai anak, meski tak terbaik di kelas atau disekolah, namun memilik kelebihan yang bisa menjadi trigger atau pemicu positif bagi masa depannya.Â
Seperti sifat kepemimpinan yang menonjol diantara teman-temannya. Kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan berorasi di forum yang besar, kemampuan membuat rencana yang detail dan terukur. Kemampuan itu adalah sebuah "harta karun", sekalipun ia tidak juara di kelas.
Lakukan Do-Chek- Evaluasi,Â
Hal ini untuk memastikan kita telah menjalankan rencana secara konsistensi dengan komitmen kuat di jalan yang tepat. Pastikan kita berusaha menjalankan rumusn the right man on the right way. Evaluasi harian maupun berkala bisa kita lakukan. Dengan cara sesantai mungkin, dengan "bermain sambil -Berresolusi".
Siapkan Resolusi Dukungan Dari Orang tua