Baca juga : Banjir Sudah Sejak Dulu, Mitigasi Mestinya Belajar dari Masa lalu. Â Â
Melalui studi arkeologi kita dapat menemukan elemen-elemen prinsip yang menyebabkan bencana; merekonstruksi kejadian bencana secara fisik; menemukenali kerusakan fisikal yang terjadi; dan memahami strategi tanggap darurat masyarakat dalam konteks budayanya pada masa silam.Â
Yang terpenting adalah, kenyataan bahwa pengetahuan arkeologi dibentuk dalam cakupan waktu yang panjang dan luas, kondisi ini dapat menjadi faktor yang membantu pemahaman atas dampak bencana dalam jangka panjang. Situasi yang dipandang belum diakomodasi dalam kajian modern tentang bencana.Â
Kongkretnya begini, pengalaman masa lalu kita sudah mengajarkan dan memberikan pengalaman bencana dari perisitiwa ke peristiwa, dari waktu ke waktu dari masa silam hingga masa kini.Â
Arif Bijaksana Menyikapi Kondisi Alam
Kita harus arif dan bijak memperlakukan lingkungan, memanfaatkan alam dan peka terhadap cara adaptasi. Bencana karena faktor alam yang tak dapat dihindari, namun kita bisa mencegah timbulnya banyak korban. Dengan bagaimana, tentu dengan adaptasi terhadap kondisi alam.Â
Lebih konkret lagi, gambarannya begini, di daerah jalur cincin api nusantara yang hampir melingkupi seluruh perairan di nusantara, kita harus waspada dan tanggap darurat terhadap fenomena kebencanaan.Â
Itu kenapa, reklamasi pantai banyak menimbulkan gelombang protes, karena seperti melawan kondisi alam. Reklamasi pantai kemudian membangun kota-kota baru, pusat-pusat perniagaan, pusat bisnis dan perumahan penduduk, di daerah rawan gempa dan tsunami seperti hendak menyodorkan nyawa. Ini contoh yang paling konkret saja.Â
Di sisi lain ada contoh fenomena yang berbeda misalnya, relokasi penduduk atau perkampungan di tempat yang kini dibangun Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).Â
Awalnya mendapat pertentangan dari masyarakat, karena dianggap mengancam hajat hidup penduduk di lokasi itu. Namun di sisi lain sebenarnya bisa dilihat dalam kacamata mitigasi, yakni melindungi jatuhnya lebih banyak korban jiwa penduduk.Â
Meskipun di sisi lain dalam berbagai pandangan publik, Bandara YIA tidak aman dari ancaman gempa dan gelombang tsunami di pantai selatan Jawa.Â