Bahkan menurut catatan Peter Lape, arkeolog yang melakukan penelitian arkeologi di Kepulauan Banda, sejak 1998-2000, menuliskan dalam laporannya bahwa kurun waktu sejak abad 17-19, serangkaian bencana gempa dan tsunami melanda penduduk Banda Naira. Â
Serangkaian bencana gempa dan tsunami itu menyebabkan perubahan pola pemukiman penduduk besar-besaran.Â
Perpindahan penduduk, hilang dan timbulnya kampung-kampung baru terjadi pada kurun waktu selama kurun waktu dua abad itu.Â
Jauh sebelumnya, kalau kita sempat membaca catatan sejarah, timbul tenggelamnya peradaban di dunia dan dan khususunya nusantara, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh bencana.Â
Letusan Gunung Merapi yang membuat Kerajaan Mataram Kuna berpindah ke Jawa Timur adalah salah satu yang terkenal.Â
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, hilangnya peradaban Kerajaan Tambora, diakibatkan oleh letusan Gunung Tambora yang tak kalah dahsyat.Â
Jika kita daftar semua fenomena kebencanaan di nusantara sejak masa purba hingga yang baru-baru ini terjadi, rasa-rasanya takkan cukup lembaran manapun untuk mengulasnya secara detail.Â
Pengetahuan kebencanaan purba hingga yang baru-baru ini terjadi, yakni gempa Banten adalah fenomena kebencanaan yang terjadi karena faktor kondisi alam yang tak bisa dicegah.Â
Pencegahan atau mitigasi, sepanjang yang kita ketahui adalah mitigasi untuk menghindari lebih banyak jatuhnya korban, baik nyawa maupun harta benda. Juga mitigasi melalui cara adaptasi terhadap kondisi alam yang rentan menyebabkan bencana itu sendiri.Â
Dalam kacamata arkeologi, sebagaimana ditulis oleh Ririmasse (2014), fenomena bencana masa lalu melalui studi arkeologi dapat memberi kontribusi bagi pengetahuan mitigasi bencana di masa kini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!