Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tantangan Fresh Graduate: Yang Muda, Yang Bijaksana

18 April 2021   11:57 Diperbarui: 19 April 2021   08:49 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana yang diungkapkan ke saya, pada awalnya sahabat saya itu serba garuh, kadang serba ragu, mau menerapkan aturan main seperti yang dia maui, sepertinya sulit dan bisa menimbulkan resistensi stafnya. 

Bagaimanapun aturan main itu mengikuti aturan berlaku. Ia hanya menyadari, butuh waktu dan ketelatenan untuk perubahan, tidak bisa sekonyong-konyong harus langsung berubah, namun juga harus ada  progres dan target. 

Meskipun lembaga yang dipimpinnya tergolong instansi kecil, namun ternyata banyak sekali kepentingan di dalamnya, kepentingan setiap orang berbeda-beda, dan semua itu harus diakomodasi, diatur pula ritmenya, sehingga organisasi berjalan lancar, ritmis dan dinamis. 

Dimulai dengan proses penyesuaian diri, adaptasi lalu membangun ritme, agar perubahan dapat berjalan dengan terbiasa, waktu perlahan namun pasti, daripada cepat namun keseimbangan dan ritme berantakan. Demikian kata sahabat saya itu, dari awal menjadi pimpinan baru di tempatnya bekerja. 

Yang muda, yang bijaksana, begitu gambaran untuk mengungkapkannya. Ia belajar menjadi lebih bijaksana, menghadapi situasi yang serba baru, dengan kondisi gaya lama, kebiasaan lama dan ia ingin merubahnya dengan cara, kebiasaan, pola dan kondisi yang baru. Perubahan yang lebih baik. 

Menyadari posisinya yang masih baru, maka menyikapi promosi jabatan di lingkungan baru dengan orang-orang lama dan lebih senior di tempat kerjanya yang baru itu, ada beberapa tip yang diterapkan sahabat saya itu. 

Pertama; Tetap bersikap profesional dan menjunjung tinggi proporsionalitas.

Baginya dua hal penting dan utama bagi jalannya organisasi adalah sikap profesionalisme dan proporsionalitas. Profesionalisme dipahaminya sebagai sikap bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas sesuai keahlian dan kinerjanya. 

Ilustrasi tantangan pertama fresh graduate. Sumber: https://pintek.id/
Ilustrasi tantangan pertama fresh graduate. Sumber: https://pintek.id/
Mau tua, mau muda, kata dia ukurannya bukan umur, tapi tanggungjawab, peran dan keahlian atau ketrampilan. Justru itu menjadi tantangan, bahwa semua individu bisa lebih maju dan berkualitas jika bersikap profesional. 

Sementara itu sikap proporsionalitas, adalah berdasarkan ukuran pencapaian dan derajat atau tingkatan hasil kinerjanya. Kita harus bersikap proporsional dalam mengambil kebijakan. 

Orang yang berpeluh keringat membawa hasil tentu akan mendapat reward dan mendapat kesempatan dan keuntungan lebih baik daripada yang hanya berkeluh kesah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun