Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tantangan Fresh Graduate: Yang Muda, Yang Bijaksana

18 April 2021   11:57 Diperbarui: 19 April 2021   08:49 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kacamata orang luar, mungkin melihat pimpinan ya pimpinan saja, mau muda, tua dia tetaplah pimpinan yang harus dipatuhi sama anak buahnya.

Tapi apa yang orang liat dari luar, tidak semudah kelihatannya. Berbagai intrik dan dinamika di dalam, tidak terlihat orang luar dan itu sangat dirasakan oleh pihak-pihak yang bersangkut di dalamnya. 

Ini ada hubungannya dengan soal fresh graduate tadi, baik dalam perbincangan tentang karyawan baru, atau pimpinan baru dan masih muda serta baru saja promosi jabatan. 

Saya akan mengulas tentang pengalaman sahabat saya, yang di kantornya tergolong masih muda namun dia dipercaya memimpin disitu, di tengah banyaknya persoalan tempatnya bekerja setelah ditinggalkan pimpinan yang lama. 

Tentu saja, sebagai orang baru, meskipun dia sebagai pimpinan, tetap perlu adaptasi dan penyesuaian-penyesuaian dengan ritme kerja para stafnya. 

Katanya, setelah beberapa waktu lamanya, sahabat saya itu mengambil kesimpulan, bahwa tempatnya bekerja dulu, memang minim prestasi, para stafnya kebanyakan lebih tua atau lebih senior baik umur biologi maupun usia dinasnya. 

Selain itu, tampaknya tempat kerjanya itu, sudah terbiasa dengan tradisi dan budaya kerja yang santai dan selalu dalam zona nyaman, dan itu katanya berlangsung sudah puluhan tahun, sebelum pimpinan lama pensiun. Sesuatu yang sudah demikian melekat dan mengakar dalam tradisi dan budaya kerja kantor barunya itu. 

Tentu sahabat saya itu, yang tergolong muda diantara pimpinan lainnya di lingkup instansinya itu, harus tampil menjadi pimpinan yang lebih bijaksana, walaupun yang saya tahu selama ini, sahabat saya itu tergolong 'urakan' dan sekaligus tengil. 

Lalu, tiba-tiba harus menjadi pimpinan di sebuah lembaga pemerintah pusat di daerah, tentu harus pandai membawa diri dan juga menyesuaikan diri. 

Tantangan tanggungjawab lebih besar, mengelola organisasi dan juga termasuk orang-orang di dalamnya, yang rerata lebih senior darinya. 

Tapi tantangan sebagai pemimpin perubahan, tak bisa dihindari, dan justru harus dihadapi. Sukses organisasi, sukses setiap orang di dalamnya, adalah juga sukses pemimpinnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun