Sebagaimana yang diungkapkan ke saya, pada awalnya sahabat saya itu serba garuh, kadang serba ragu, mau menerapkan aturan main seperti yang dia maui, sepertinya sulit dan bisa menimbulkan resistensi stafnya.Â
Bagaimanapun aturan main itu mengikuti aturan berlaku. Ia hanya menyadari, butuh waktu dan ketelatenan untuk perubahan, tidak bisa sekonyong-konyong harus langsung berubah, namun juga harus ada  progres dan target.Â
Meskipun lembaga yang dipimpinnya tergolong instansi kecil, namun ternyata banyak sekali kepentingan di dalamnya, kepentingan setiap orang berbeda-beda, dan semua itu harus diakomodasi, diatur pula ritmenya, sehingga organisasi berjalan lancar, ritmis dan dinamis.Â
Dimulai dengan proses penyesuaian diri, adaptasi lalu membangun ritme, agar perubahan dapat berjalan dengan terbiasa, waktu perlahan namun pasti, daripada cepat namun keseimbangan dan ritme berantakan. Demikian kata sahabat saya itu, dari awal menjadi pimpinan baru di tempatnya bekerja.Â
Yang muda, yang bijaksana, begitu gambaran untuk mengungkapkannya. Ia belajar menjadi lebih bijaksana, menghadapi situasi yang serba baru, dengan kondisi gaya lama, kebiasaan lama dan ia ingin merubahnya dengan cara, kebiasaan, pola dan kondisi yang baru. Perubahan yang lebih baik.Â
Menyadari posisinya yang masih baru, maka menyikapi promosi jabatan di lingkungan baru dengan orang-orang lama dan lebih senior di tempat kerjanya yang baru itu, ada beberapa tip yang diterapkan sahabat saya itu.Â
Pertama;Â Tetap bersikap profesional dan menjunjung tinggi proporsionalitas.
Baginya dua hal penting dan utama bagi jalannya organisasi adalah sikap profesionalisme dan proporsionalitas. Profesionalisme dipahaminya sebagai sikap bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas sesuai keahlian dan kinerjanya.Â
Sementara itu sikap proporsionalitas, adalah berdasarkan ukuran pencapaian dan derajat atau tingkatan hasil kinerjanya. Kita harus bersikap proporsional dalam mengambil kebijakan.Â
Orang yang berpeluh keringat membawa hasil tentu akan mendapat reward dan mendapat kesempatan dan keuntungan lebih baik daripada yang hanya berkeluh kesah.Â