Biar sering berantem, Kica paling  anti senjata tajam. Bukan takut, melainkan waspada. Walaupun kata orang  Kica punya sembilan nyawa, Kica tetap menjaga tidak satupun nyawa yang  meninggalkan dirinya. Paling-paling dia selalu bawa Toya yang bisa di  pisah-pisah sebagai tandingan jika si musuh bawa belati, pisau, clurit,  kampak atau pedang. Gile anak SMA sekarang! Setelah senjata mereka bisa  di lucuti, baru Kica menyelesaikannya dengan tangan kosong.
Begitulah  Kica. Entah mengapa Dia melakukan itu semua. Mungkin dunia sudah  kehabisan pahlawan. Karena itu Dia berikrar untuk selalu berada pada  sisi yang lemah. Menumpas kejahatan, melawan kebatilan. Kica tidak  pernah takut dan sedikitpun tidak pernah gentar. Saat di kelas 2 SMA, reputasi Kica sudah amat kesohor : Seng ngada lawan! Bahkan sampai anak  kelas 3 sekalipun. SMA 99 menjadi aman tentram sentosa lohjinawi.
+++
Suatu pagi...
"Ca! Dillah di gebukin sama anak SMA Satria."
"Yang bener luh?"
"Bener Ca!"
"Sialan! Gimana keadaaannya?"
"Bonyok! Tuh Dia di luar. Kayanya sih nggak masuk. Dia nyari'in elu tuh."
"Ya, udah. Gue ke sana dulu."
"Ca, yang mukulin Baim namanya."