"Kamu Pasti Gladys." Don tidak memperdulikan raut Gladys yang bingung. "Kelas kita bersebelahan. Kamu IX-2, saya XII-7. Sangat dekat."
"Bukannya jauh?"
"Yahhh, kalo di lihat dengan cara yang biasa memang seperti itu. Tapi kelas kamu tepat di atas kelas saya. Jadi kalo dilihat secara vertikal.." Don memiringkan tubuhnya mirip senam pemanasan, "...Kelas kita bersebelahan.." Sekejap dia kembali tegak dengan ringai senyumnya makin lebar. Teori yang menarik bukan?
Setelah berkenalan dengan mahluk halus itu hidup Don 200% berubah. Don selalu dihantui bayang-bayangnya. Tidur tak nyenyak, makan tak nikmat dan bisul sering kumat. Guling dengan pasrah habis di cium-ciumin tanpa perlawanan. Don semakin banyak melamun. Dan karena itu mandinya juga menjadi lebih lama.
Yang ini memang beda. Don jatuh cinta pada kali pertama Dia melihat mahluk halus itu. Paras dan kulitnya halus, tutur katanya halus. Don menjadi bertingkah macam-macam, over acting.
Don juga memaksakan untuk ikut ekskul sepakbola sekarang. Maklum dia ingin sekali dilihat oleh Gladys yang ngefans berat sama Christiano Ronaldo. Dilapangan Don memang terlihat dominan. Lari kesana-kemari selama 90 menit full tanpa henti kecuali kencing, Itu juga cuma sekali. Don selalu mengisi celah-celah kosong, membahayakan posisi gawang lawan dengan pergerakan tanpa bola. Nggak pernah di oper maksudnya.
Don bukan tanpa saingan. Jeffry juga suka sama Gladys. Dan jeffry itu musuh bebuyutannya sejak SD kelas 1. Berbeda dengan Don, Jeffry selalu gonta-ganti pacar. 15 kali nembak, 17 kali diterima. Dan sialnya, semua pacar Jeffry adalah inceran Don. Tapi Bukan Don Givap namanya kalo menyerah begitu saja tanpa perlawanan. Don punya prinsip "Kesuksesan adalah kegagalan yang tertunda." Don yakin bisa mengunggulinya suatu saat. Dan ini adalah saat yang tepat.
"Elu tuh selalu bikin gara-gara ya?" Tanya Don pada Jeffry suatu hari.
"Kenapa?"
"Kenapa-Kenapa! Elu khan tau gue suka sama Gladys, kenapa elu ngedeketin juga? Itu namanya cari gara-gara!"
"Eh denger ya. Gue bisa ngedeketin siapapun yang gue mau. Nggak ada yang bisa ngelarang-ngelarang gue. Bahkan jika gue berniat ngedeketin Bu Mona sekalipun!" Jelas Jeffry tegas. Bu Mona, Guru Matematikanya, memang sudah setahun menjanda. "Kalo dia belum punya pacar, maka setiap orang berhak ngedeketin dia!" Tambahnya lagi.