"I.. ya, Suster. Ya, itu yang saya
maksudkan. Bagaimana
Suster?" tanya Watik lagi.
Sejenak Maria tercenung, lalu berkata, "ya.. mungkin benar. Saya pun mengalami."
"Betulkah Suster?" tanya Watik penuh
dengan semangat.
"Dan saya
rasa semua orang mengalami," lanjut Maria.
"Tepat Suster. Saya sudah bertanya pada
beberapa teman, dan jawabannya pun sama: semua mengalami."
"Coba Tik, lanjutkan penjelasanmu!"
"Lalu... Cuma itu, Suster!" kata Watik yang
merasa kehilangan gagasan.
"Lah, katanya tadi contoh dulu, baru
kemudian rumusannya. Mana rumusannya?"
"Iya, ya... Bingung! Begini... tampaknya kualitas relasi saya dengan
setiap orang yang berbeda, akan berbeda pula." Watik kembali menemukan
gagasannya.
"Maksudnya," tanya Maria seraya
mengernyitkan dahi.
"Maksudnya...ya seperti contoh yang saya
katakan tadi Suster.. kualitas atau mutu relasi saya dengan A, B dan C tidak
sama kan? Dengan mereka semua saya bisa membangun relasi, tapi bobotnya
berbeda. Ah, tadi kan sudah menyimpulkan?"