"Mmm.. dipaksa oleh kondisi tertentu...
maksudnya?" Watik menatap Maria dengan tajam.
"Iya.. misalnya begini: sesorang membunuh
manusia. Ini contoh yang sangat jelas dan ekstrem, bahwa ia tidak menghargai
orang lain."
"Sengaja?" sela Watik.
"Dalam arti apa sengaja itu, Tik?" Maria
balik bertanya dan memadang Watik.
"Dalam arti, ia menyadari apa yang
dilakukannya. Jika ia sadar, maka ia sengaja," jelas Watik agak yakin.
"Sekadar menyadari tindakannya?" kejar
Maria.
"Juga sadar akan jahatnya tindakannya
itu, kualitas tindakan itu," lanjut Watik.
"Yang itu, saya tidak yakin, mengapa?"
Watik hanya memandang Maria, menunggu
lanjutan kata-katanya.
"OK-lah kalau yang pertama, sadar akan
tindakannya, saya yakin itu bisa terjadi. Tetapi, tentang sadar akan kejahatan
tindakannya itu, hm.. saya belum yakin. Saya tidak yakin, ketika detik membunuh
orang lain, seseorang menyadari kejahatan tindakannya itu. Bila kesadaran itu ada sebelum dan sesudah
detik pembunuhan, itu sangat mungkin terjadi."
"Sebelum dan sesudah pembunuhan...
maksudnya?" Watik kembali tidak mengerti -amat pelik.