Mohon tunggu...
Pak Cilik
Pak Cilik Mohon Tunggu... Pegiat Teknologi Informasi -

berpikir, berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies-Yoyok, Tongkat Pemukul Ahok?

21 September 2016   09:49 Diperbarui: 21 September 2016   13:57 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perolehan Ahok akan mentok di 100 - 67 = 33% saja.

Perhitungan sederhana di atas, menemukan pembenarannya pada hasil survey akhir-akhir ini. 

Di tengah kepuasan publik yang tinggi, elektabilitas petahana tidak pernah melampaui 50% dan selalu turun. Anomali. Ini agak mengkhawatirkan karena untuk terpilih kembali, elektabilitas petahana seharusnya di atas 50%, bila perlu 70 atau 90 persen. 

Poltracking terakhir saja cuma membandrol 40-an persen lebih sedikit. Melihat ke perhitungan pemilu 2 tahun lalu itu, anomali ini mendapat sedikit penjelasan.

Bukan Pak Sandiaga Uno

Tapi untuk meraup "sisa suara" sebanyak 67%  itu,  syaratnya lawan-lawan Ahok harus mengusung kandidat yang bersih supaya masyarakat tidak golput dan bersedia datang ke TPS. Bersih ini selain bersih dari korupsi juga harus bersih dari gosip juga. Bukankan separuh pemilih pada kategori ibu-ibu atau calon ibu-ibu?

Kenapa bukan Pak Sandi? Sederhana saja, Pak Sandi bukan potongan yang mampu meraup "simpati publik" yang cukup. Simpati publik dalam arti luas ya. Kalau publik di sekitar masjid Istiqlal atau kampus UI sih beda lagi. 

Pak Uno usahanya bergerak di bidang investasi, takutnya orang malah mengidentikannya dengan rentenir. Paling tidak identik dengan duit. Andai saja Pak Uno bergeraknya di bidang mebel atau kue-kue, mungkin ceritanya akan lain. 

Pak Uno memang berwajah "komersiil" tapi tidak untuk dijual secara politis. Lebih baik ia diarahkan sebagai bintang sinetron. Mungkin setelah sukses jadi bintang sinetron, bisa mulai mengarah menjadi politisi.

Inilah mengapa Uno adalah "calon favorit" media pro Ahok. Karena untuk menangkal Uno, pihak Ahok tinggal merekrut artis terkait dan gosip-gosipnya sebagai jurkam. Selesai urusan.

Alternatif Lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun