Alternatif lain sudah bermunculan, dan saatnya lawan-lawan Ahok menggunakan instink yang baik untuk menuju kemenangan. Keluar dulu dari komplek Istiqlal dan naik metromini untuk mendengar suara-suara alam. Â Menyusuri Jakarta dari Ragunan sampai Kota Tua. Mengamati sungai Ciliwung yang konon sudah tak meluap lagi selama tak ada tumpukan puing-puing.
Atau kembali ke rumus klasik saja, gabungkan Islamis dan Nasionalis, Sipil dan Militer, Jawa dan Luar Jawa dan seterusnya.
Contoh: Anies Baswedan + Yoyok Bupati Batang.
Bukan saya pendukung kedua orang itu. Ini adalah kalkulasi rasional. Keduanya bersih sehingga bisa dipoles secara maksimal tanpa terhambat track record buruk ataupun gosip miring.
Anies adalah representasi Islam-Sipil dan Yoyok adalah representasi Nasionalis-Militer.
Anies belum banyak berkiprah sehingga malah relatif bersih dari "dosa". Paling-paling dosanya adalah kena reshuffle. Â Malah bisa jadi poin positif karena dizolimi.
Yoyok dapat rekam jejak yang baik dari kiprahnya sebagai Bupati Batang. Dan komitmennya untuk tidak masuk Parpol. Dan komitmennya untuk tidak nyalon ke dua kali di Batang. Soal popularitas bisa dikatrol lah. Waktunya masih cukup.
Nih saya tambah argumen dari Survey Poltracking:
Tri Rismaharini-Anies Baswedan (37,95%) vs Basuki Tjahaja Purnama -Heru Budi Hartono (35,64%). Tidak menjawab : 26,41%.
Tri Rismaharini-Sandiaga Uno: 38,21% vs Basuki Tjahaja Purnama-Heru Budi Hartono (24,87%). Tidak menjawab: 24,87%
Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (44,62%) vs Yusril Ihza Mahendra-Sandiaga Uno (14,86%). Tidak menjawab:26,92%