Mohon tunggu...
Pramudya Arie
Pramudya Arie Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Indonesia

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sigmund Freud, Mimpi dan Soto Banjar

11 Februari 2022   16:00 Diperbarui: 17 Februari 2022   08:12 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mimpi mereka hadir bukan berupa masalah yang harus diselesaikan, tetapi mimpi mereka tidak ternilai harganya, sebagai bukti bahwa mimpi tersebut pada dasarnya merupakan pemenuhan keinginan" sambungnya lebih memperjelas.

"Iya mister"  sahutku  sambil menahan kuap. 

Pagi-pagi sudah mengantuk !

"Mimpi sering muncul memiliki beberapa arti : tidak hanya sebagai pemenuhan keinginan yang dikombinasikan didalamnya , namun merupakan sebuah makna atau sebuah pemenuhan keinginan yang yang dapat menyembunyikan hal-hal lainnya sampai di lapisan terendah yang datang dalam bentuk pemenuhan keinginan dari periode awal masa kanak-kanak" mister Freud memberondong serentetan kalimat yang bertubi tubi. Seolah- olah itu bedil  M1 Garand yang ditembakkan tentara AS ke tubuh para tentara Jepang semasa  PD 2 di Pasifik. Kepalaku langsung terasa berat.

"Mary Whiton Calkins menguji mimpinya sendiri dan juga mimpi orang lain dalam jangka waktu 6 minggu, dan menemukan bahwa unsur persepsi sensorik eksternal dibuktikan masing-masing hanya 13,2 persen dan 6,7 persen dari mimpi tersebut" cerita mister Freud sambil kembali menyalakan pipa tembakanya. Pipa cangklong kalau di Jawa sebutannya mah.

"Strumpell menegaskan bahwa pikiran, karena jauh dari dunia luar saat tidur, tidak berada dalam posisi memberikan interpretasi yang benar mengenai stimulus sensorik objektif, tetapi dipaksa untuk membangun ilusi atas dasar stimulus terbatas yang datang dari berbagai arah" ungkapnya sambil mengepulkan asap ke udara. Aroma tembakau terasa nikmat di hidung. Sementara itu, terlihat awan gelap di atas cakrawala berarak menuju utara dihembus angin tropis..

"Burdach menunjukkan bahwa pikiran yang cukup mumpuni bahkan saat tidur mampu melakukan interpretasi yang benar terhadap kesan sensorik yang dialaminya dan bereaksi sesuai dengan interpretasi yang benar ini, karena ia menunjukkan bahwa kesan sensorik tertentu yang tampaknya penting bagi individu dapat dikecualikan oleh pengabaian umum terhadap pikiran yang tidur, dan orang lebih mudah terbangun ketika dipanggil dengan namanya sendiri daripada kesan pendengaran yang tidak memiliki arti dan semua yang mengandaikan, sehingga pikiran dapat membedakan antara berbagai sensasi, bahkan dalam tidur" ia menyitir pendapat  sang ahli fisiologi. Tangan kanannya menggaruk garuk dagunya yang ditumbuhi jenggot panjang beruban berwarna keperakan.

"Bolehkah saya bertanya sesuatu mister?" kataku.

"Ya, silahkan kang" sahut mister Freud.

"Bila kita bermimpi kawin lagi, apakah itu benar akan menjadi kenyataan?" tanyaku naif.

"Wah, kayaknya itu akang  aja yang kebelet mau kawin lagi" jawabnya diplomatis sambil tergelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun