Waw, tentu saja aku kenal nama itu. Kebetulan bukunya kan  baru saja kubaca  beberapa menit lalu.
"Ya mister. Saya kenal  anda. Anda adalah Bapak Psikoanalisis dunia  yang terkenal itu. Saya sedang membaca buku anda saat ini" terangku.
"Iya. terima kasih, ooom...." ia bermaksud menanyakan namaku.
"Panggil saja saya kang Arie, mister" sambar lisanku memahami maksudnya.
Berhubung saya asli orang Indonesia, bukan Belanda. Maka lebih elok kalau dipanggil mas, abang atau kang saja. Dan kalau dipanggil om kesannya saya sudah tua banget. Padahal... memang tua !...hehe.
"Apa yang membawa anda ke tempat ini, mister Freud ?" tanyaku. Ini kan didalam mimpi. Atau malah, mimpi didalam mimpi? Â Vivid dream. Seperti yang pernah kulihat penjelasannya di sebuah channel Youtube.
"Jadi begini kang Arie...Saya menjumpai anda di dalam mimpi anda ini sebagai perwujudan keingintahuan anda mengenai arti mimpi" dia mulai menjelaskan.
"Saya akan menjelaskannya dalam bahasa yang disederhanakan agar anda mudah memahaminya. Semua yang akan saya sampaikan nanti ada didalam buku saya "The Interpretations of Dreams" sambungnya.
"Wah, kalau begitu terima kasih banyak atas kehadiran mister di dalam mimpi saya ini dan bersedia menjelaskan perihal mimpi secara ilmiah" ucapku tersenyum lebar. Rasa grogi ku sudah sirna.
Mister Freud memasukkan kedua tangannya ke kantong celana. Memang cukup dingin suasana didalam mimpiku kali ini.
"Begini, mimpi adalah kejadian di bawah sadar, yang unsur-unsur isinya bersifat seperti film. Adegan-adegan film dalam tidur dikondisikan oleh relaksasi kekuatan kehendak kita" ungkapnya perlahan. Tangannya menepis sisa-sisa embun yang melekat di jas hitamnya.