Mohon tunggu...
Pramudya Arie
Pramudya Arie Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Indonesia

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sigmund Freud, Mimpi dan Soto Banjar

11 Februari 2022   16:00 Diperbarui: 17 Februari 2022   08:12 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hello" sapanya pendek, 

"Eh, uh, hello" jawabku agak grogi.

"Do you speak English?" tanyanya lagi. Kali ini sambil tersenyum. 

Aku terdiam sejenak.

"Mmm, yes, a little beat. But I...But I...prefer to speak Bahasa, mister, yes mister  !" seruku terbata bata.

Tentu saja aku berkata demikian. Karena kemampuan bahasa Inggris ku yang pas-pasan ini.

"Baiklah kalau begitu..." ujarnya sambil tersenyum lebar.

Wah, ternyata bule satu ini bisa berbahasa Indonesia. Syukurlah hehe... gumamku dalam hati.

"Maaf,  anda siapa ya? tanyaku pelan.

Diam sesaat. Dia tampak menatap sekitar. Memandangi kabut yang mulai menipis.

"Perkenalkan, nama saya Sigmund. Sigmund Freud" ucapnya dengan aksen Eropa yang kental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun