Kok ini malah jadi food story ketimbang cerita ilmiah ya...hehe
Sabar pembaca yang budiman, kita lanjutkan penjelasan dari mister Freud...
"Kang Arie, bila sebuah mimpi memudar di pagi hari, itu hanyalah sebuah pepatah. Karena sangat mungkin untuk mengingatnya kembali. Mimpi seolah mempunyai kekuatan luar biasa untuk mempertahankan dirinya di dalam memori. Namun dalam keadaan sadar, kita sering melupakan banyak sensasi dan persepsi karena semua itu terlalu sepele untuk diingat, dan karena peristiwa itu hanya memiliki sejumlah kecil perasaan emosional. Hanya sedikit orang yang memperhatikan mimpi-mimpinya, itu lah sebabnya mereka cepat melupakan mimpinya" mister Freud menyampaikan kalimat yang panjang sekaligus.
"Selama tidur, jiwa mengisolasi diri dari dunia luar. Menarik diri dari tepiannya" sambungnya sambil mengunyah permen pewangi mulut.
Aku menerawang, mencoba membayangkannya ucapannya kedalam bentuk visual.Â
Selanjutnya...
"Kata atau kalimat yang tak berarti tidak akan membangunkan orang yang sedang tidur, tetapi bila disebut namanya, dia akan bangun kang" ungkapnya.
"Betul juga sih" Â pikirku.
"Mimpi membebaskan pikiran dari kekuatan alam eksternal. Mimpi tidak memperdulikan ruang dan waktu sebagaimana pikiran sadar, karena bermimpi itu sendiri merupakan sebuah bentuk pikiran" ungkapnya.
"Oh begitu ya" sahutku sambil menggaruk belakang kuping ku yang sama sekali tidak gatal.
"Mimpi-mimpi anak kecil seringkali merupakan pemenuhan keinginan sederhana, dan untuk alasan ini, dibandingkan dengan mimpi orang dewasa, tidak berarti mimpi mereka tidak menarik" jelasnya.