Jika tidak ada aula besar atau panggung, sekolah bisa menggunakan ruangan kelas yang dimodifikasi sebagai tempat latihan sementara. Untuk alat musik, jika pengadaan gamelan sulit, sekolah bisa mencari alternatif alat musik sederhana atau alat peraga untuk menggantikan peralatan tradisional sementara waktu. Hal ini juga mengajarkan anak-anak tentang improvisasi dan beradaptasi dengan kondisi yang ada. Selain itu, sekolah juga dapat mengadakan pertunjukan di luar ruangan, seperti lapangan atau halaman sekolah. Dengan cara ini, siswa dapat belajar untuk menghadapi berbagai situasi dan menggunakan kreativitas mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian, meskipun terbatasnya fasilitas, anak-anak tetap dapat belajar dan berkembang dalam bidang seni musik. Menggunakan alat musik sederhana atau alat peraga juga dapat memicu minat anak-anak dalam seni musik, karena mereka akan merasa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan adanya pertunjukan di luar ruangan, siswa juga dapat belajar tentang pengaturan panggung dan interaksi dengan penonton secara langsung. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan musik, tetapi juga nilai-nilai penting seperti kerjasama, kreativitas, dan kepercayaan diri.
4. Mengadakan Lokakarya atau Festival Seni Ludruk untuk Meningkatkan KesadaranÂ
  Mengadakan festival seni yang menampilkan ludruk di sekolah atau lokakarya seni yang mengundang orang tua dan pihak sekolah dapat meningkatkan pemahaman tentang nilai positif ludruk. Dengan menunjukkan langsung manfaat dan keterampilan yang anak-anak dapatkan melalui ludruk, dukungan dari orang tua dan pihak sekolah diharapkan akan meningkat.
Dengan solusi tersebut, pembelajaran ludruk di sekolah dasar negeri Gunungsari bisa dijalankan lebih efektif. Langkah langkah ini tidak hanya akan memperkenalkan seni tradisional kepada generasi muda, tetapi juga membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berekspresi, berkomunikasi, dan membangun keberanian di panggung, yang semuanya penting untuk perkembangan diri mereka. Dengan demikian, tidak hanya keahlian seni tradisional yang akan terjaga, tetapi juga potensi-potensi kreatif anak-anak akan semakin terasah. Melalui pembelajaran ludruk yang efektif, diharapkan generasi muda dapat tetap mencintai dan melestarikan budaya daerah mereka. Dengan demikian, nilai-nilai keberanian, kerja sama, dan kepercayaan diri juga akan terus terbentuk dan berkembang di kalangan anak-anak. Dengan demikian, generasi muda akan dapat memperkaya warisan budaya yang ada dan meneruskannya ke generasi selanjutnya. Selain itu, melalui pembelajaran ludruk, anak-anak juga dapat belajar untuk bekerja sama dalam sebuah tim dan membangun rasa percaya diri yang kuat. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi perkembangan pribadi mereka di masa depan, baik dalam karir maupun kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, investasi dalam pembelajaran seni tradisional seperti ludruk tidak hanya bermanfaat bagi budaya lokal, tetapi juga bagi pembentukan karakter generasi muda.
                  Â
                                Foto Pementasan ludruk anak SDN Gunungsari                       (Sumber: https://youtu.be/vpZpN1QRXe4?si=veDZeUxfrtqWnz6j )
Â
Â
Kesimpulan
Globalisasi dan kemajuan teknologi, kemampuan komunikasi dan ekspresi diri sangat penting bagi anak-anak untuk mendukung keberhasilan akademik, pengembangan kepribadian, dan pembentukan karakter. Sayangnya, kurikulum pendidikan seringkali terlalu berfokus pada aspek kognitif dan mengabaikan aspek sosial. Kesenian tradisional seperti ludruk, yang berasal dari Jawa Timur, dianggap memiliki potensi besar sebagai media pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan ekspresi diri pada anak-anak, terutama di tingkat sekolah dasar negeri Gunungsari. Ludruk tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukatif. Melalui pertunjukan yang menggabungkan humor, kritik sosial, dan ekspresi budaya, serta karakter seperti Panakawan yang menyampaikan pesan moral dengan cara yang lucu, ludruk membantu anak-anak belajar mengekspresikan emosi, bekerja sama, serta meningkatkan kemampuan komunikasi non-verbal dan kepercayaan diri. Oleh karena itu, memasukkan ludruk dalam kurikulum dasar bisa menjadi solusi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi sekaligus melestarikan budaya lokal.