Aku meneguk ludah. “Ap-apa?”
“Oh, kaupikir makhluk dahsyat sepertiku tak bisa mengubah penampilanku sesuka hati? Menjadi mirip sepertimu pun aku bisa—dan memiliki semua pengetahuan dan pengalamanmu dengan seketika.”
Napasku tertahan di kerongkongan. Tak bisa mundur lagi. Aku sudah sampai di ujung sofa, yang tepat berbatasan dengan dinding.
“Jangan takut! Hanya akan terasa sakit sebentar—sakit dalam ukuran dunia kalian para manusia. Lalu kau akan ikut menguasai jagat ini, bersamaku, selama ribuan tahun ke depan!”
Sosok di depanku berubah. Aku sampai mendongak untuk melihat wajahnya. Namun yang bisa aku tatap hanya sebentuk bayangan berbulu hitam dan bersayap yang menjulang luar biasa tinggi besar sehngga sepertinya ujung atasnya bersentuhan langsung dengan langit.
Dan aku hanya bisa memekik sekuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H