Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini (2024) telah menerbitkan 46 judul buku, 22 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Buku terbaru "Tangguh: Anak Transmigran jadi Profesor di Amerika", diterbitkan Tatakata Grafika, yang merupakan biografi Peter Suwarno, associate professor di School of International Letters and Cultures di Arizone State University, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Menjadi Ratu

27 Maret 2016   00:27 Diperbarui: 27 Maret 2016   00:36 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Azaz... apaan?”

“Semacam makhluk... majikan kami. Dia selalu mencari kekasih, untuk menurunkan benihnya di dunia yang ini. Dan dia menyukaimu. Menginginkanmu. Dia menyuruh membawamu kemari, untuk dia setubuhi dan kau melahirkan anaknya.”

Jantungku berdegupan, namun kali ini oleh sensasi berbeda. Tak sadar dudukku berjingkat sejengkal ke belakang.

“Ay, ngomong apa kamu ini? Lelucon horormu kali ini nggak lucu!”

Tiba-tiba aku teringat pada pintu pagar yang tadi digembok. Sekilas kulihat pintu depan yang tertutup rapat. Mungkin pintu itu dikunci rapat juga.

“Sudah lama Azazel menginginkanmu. Dan aku hanya boneka yang dia perintahkan membawamu kepadanya malam ini. Tiga bulan lalu, saat kita ketemu di jalan depan sekolahmu, itu bukan kejadian acak. Itu sudah direncanakan oleh Azazel.  Menyesal tak ada guna, bukan? Seharusnya kamu bersama dia, bukan di sini bersamaku. Sayang waktu tak bisa diputar balik, setidaknya di duniamu. Tapi apa bedanya? Toh sebentar lagi kamu akan bahagia bersama Azazel dan kami semua. Dan kalau kau beruntung, mungkin ia akan memilihmu jadi Ratu.”

“M-mami kamu...?”

“Oh, ya, dia akan datang, tapi sesudah semua urusan denganmu selesai.”

Rizal bangkit berdiri. Aku seperti melihat kilatan warna merah di bola matanya. Ingin kubaca doa, tapi tak tahu doa yang mana. Seriuskah ini? Atau Rizal hanya sedang bercanda dan menakut-nakutiku seperti biasanya? Atau ia kesurupan dedemit penunggu rumah terpencil ini?

“Ay, Ay! Jangan, ah! Nggak lucu. Aku akan teriak kalau kamu masih aneh-aneh kayak gini! Ay! Rizal!!”

Dia tersenyum. “Teriaklah! Tak akan ada yang mendengarmu. Dan Ay-mu sedang ada di belakang. Menunggu perintahku selanjutnya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun